CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.899   -39,00   -0,25%
  • IDX 7.138   -76,51   -1,06%
  • KOMPAS100 1.092   -10,91   -0,99%
  • LQ45 870   -5,37   -0,61%
  • ISSI 215   -3,30   -1,51%
  • IDX30 446   -1,89   -0,42%
  • IDXHIDIV20 539   -0,16   -0,03%
  • IDX80 125   -1,20   -0,95%
  • IDXV30 135   -0,37   -0,27%
  • IDXQ30 149   -0,41   -0,27%

Sentimen pemilu AS bikin bursa Asia meriang


Rabu, 02 November 2016 / 08:48 WIB
Sentimen pemilu AS bikin bursa Asia meriang


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

TOKYO. Bursa Asia dibuka di zona merah pada transaksi Rabu (2/11). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 09.16 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific mencatatkan penurunan 0,6%.

Saham-saham dengan penurunan terbesar berasal dari sektor barang konsumen.

Sedangkan berdasarkan data CNBC, indeks ASX 200 Australia turun 1,01%. Dua sektor dengan penurunan terdalam adalah sektor energi sebesar 1,07% dan sektor finansial sebesar 1,15%.

Sementara, indeks Nikkei 225 Stock Average Jepang turun 1,13% dan indeks Kospi Korea Selatan turun 0,64%.

Penurunan bursa Asia pada transaksi perdagangan hari ini dipicu oleh kecemasan berlebihan investor terkait pelaksanaan pemilu presiden AS yang akan dihelat 8 November mendatang.

Berdasarkan 'indeks kecemasan' atau 'fear index' yang dilihat dari CBOE Volatility Index, ekspektasi market terhadap volatilitas dalam periode 30 hari mendaki ke atas level 20 selama transaksi perdagangan AS yang berlangsung kemarin. Artinya, dalam enam hari belakangan, kenaikan indeks kecemasan sudah mencapai 40%.

Indeks kecemasan ini juga sudah naik selama enam hari beruntun sejak hasil voting Brexit. Para trader kepada CNBC mengaku, kecemasan itu berkaitan erat dengan adanya kemungkinan Donald Trump terpilih menjadi presiden AS.

Pada pukul 04.14 waktu Singapura, indeks kecemasan ini diperdagangkan di posisi 18,56.

Di sisi lain, The Federal Reserve juga akan menyelesaikan pertemuan dua hari mereka pada Rabu (1/11) di AS atau Kamis (2/11) waktu Indonesia. Menurut hasil survei CNBC, bank sentral AS sepertinya belum akan menaikkan suku bunga acuannya.

"Meskipun the Fed memberikan sinyal untuk cenderung menaikkan suku bunga pada Desember, market masih akan melihat kemenangan Trump akan memicu ketidakpastian dan meningkatnya volatilitas pasar finansial," papar Ric Spooner, chief market analyst CMC Markets.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×