Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebanyak 87% perusahaan tercatat atau sebanyak 519 perusahaan telah menyampaikan laporan keuangan kuartal III-2018. Dari angka tersebut, kinerja perusahaan-perusahaan yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan hasil yang cukup baik.
Direktur Bursa Efek Indonesia, I Gede Nyoman Yetna menyebut pendapatan emiten-emiten di BEI naik 10% atau Rp 185 triliun dari Rp 1.876 triliun pada kuartal III-2017 menjadi Rp 2.061 triliun pada kuartal-III-2018.
Sementara itu, laba bersih emiten-emiten tersebut mencatatkan kenaikan sebesar 12% atau Rp 26 triliun dari sebesar Rp 218 triliun pada kuartal III-2017 menjadi sebesar Rp 244 triliun pada kuartal III-2018.
Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan, kenaikan kinerja rata-rata dari perusahaan-perusahaan tercatat ini umumnya bisa menjadi sentimen positif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). "Karena optimisme investor pada kinerja saham-saham Indonesia yang membaik di tengah tekanan setimen global," kata Lanjar kepada Kontan.co.id, Selasa (6/11).
Beberapa hal menurutnya menyebabkan kenaikan tersebut diantaranya adalah karena efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang ada di BEI dan fundamental perusahaan yang juga semakin baik.
Meski begitu, Lanjar menyebut sentimen ini hanyalah sentimen sementara saja bagi IHSG karena hal ini biasanya terjadi setelah adanya earning season. Selanjutnya, perilaku investor dan juga sentimen akan lebih berpengaruh bagi IHSG.
"Perilaku lebih ke kepercayaan investor pada rencana ekspansi emiten di tahun depan dan adanya window dressing," lanjut Lanjar.
Ia mengatakan beberapa sektor dengan kenaikan laba juga patut diperhatikan seperti emiten-emiten di sektor industri dasar dan properti serta konstruksi. Untuk saham industri dasar, Lanjar memilih emiten-emiten yang terkait dengan peternakan terkait dengan kebijakan menyoal pakan ternak dan juga kebijakan harga unggas.
Sementara untuk sektor properti dan konstruksi, Ia melihat sebaiknya investor mulai menpertimbangkan untuk membeli setelah pemilihan umum 2019 karena pemerintah yang sepakat menunda beberapa proyek guna mengurangi impor bahan baku konstruksi demi menjaga rupiah.
Dengan adanya sentimen-sentimen ini, Lanjar menargetkan IHSG akan berada di level 6000-6430. Lanjar bilang target tersebut merupakan target pesimisnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News