Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Belum adanya kepastian mengenai kelanjutan penerimaan dana bailout oleh Spanyol masih menggerus nilai mata uang beresiko, termasuk rupiah.
Analis Divisi Treasury Bank Negara Indonesia (BNI), Radityo Ariwibowo menyebut, keputusan Spanyol yang masih belum jelas meminta dana talangan cukup membuat kecewa pasar.
"Hal itu menyebabkan mata uang euro terperosok dan akhirnya berdampak pada pelemahan rupiah juga," kata Radityo, Senin (22/10).
Dia menerangkan, meskipun rupiah selalu bergerak menembus 9.600, yang merupakan level psikologisnya, namun menurut versi Bank Indonesia (BI), posisi rupiah terhadap dollar AS selalu ditutup di dibawah 9.600.
"Akhir pekan kemarin, (USD/IDR) versi BI, ditutup di 9.592 dari 9.588 pada penutupan hari sebelumnya," jelas Raditya. Padahal, di pasar offshore menurut versi Bloomberg, mata uang Garuda bergerak di kisaran 9.622 per dollar AS saat ini.
"Apalagi menjelang akhir bulan, kebutuhan dollar AS semakin banyak sehingga berpotensi menekan rupiah lebih dalam lagi," ujar Raditya.
Dia menilai, pergerakan rupiah masih menunggu laporan moneter awal bulan dan perkembangan defisit neraca perdagangan serta perkembangan terakhir cadangan devisa. Pada perdagangan hari ini, Raditya memprediksi, rupiah masih melemah di kisaran 9.560-9.630.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News