Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Berbagai katalis positif dari dalam negeri menyokong pergerakan harga Surat Utang Negara (SUN) di pasar sekunder pada perdagangan Kamis (7/4).
Terlihat pada rata-rata harga obligasi pemerintah yang menanjak 0,33% dibandingkan hari sebelumnya ke level 112,38.
Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra memaparkan, angin segar bagi pasar SUN bersumber dari penguatan nilai tukar rupiah di hadapan dollar Amerika Serikat (AS) jelang pengumuman data cadangan devisa Indonesia per Maret 2016.
Di pasar spot, Kamis (7/4) nilai tukar rupiah menguat 0,57% ke level Rp 13.163 per dollar AS dibanding sehari sebelumnya.
Apalagi notulen Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral AS (FOMC Minutes) yang berlangsung pada Maret 2016 menunjukkan bahwa mereka sepakat terhadap kenaikan suku bunga secara bertahap.
"Meskipun masih ada perdebatan mengenai kapan suku bunga akan kembali dinaikkan. Kondisi tersebut menjadi katalis positif bagi pergerakan harga SUN di pasar sekunder," tuturnya.
Made menerangkan, investor melanjutkan aksi beli obligasi negara, terutama pada SUN bertenor menengah dan panjang.
Setelah sesi perdagangan Kamis (7/4) berakhir, Bank Indonesia (BI) merilis data cadangan devisa per Maret 2016 yang meningkat sebesar US$2,99 miliar ke level US$107,54 miliar.
"Kenaikan tersebut berasal dari hasil penerbitan sukuk global pemerintah dan lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas, yang jauh melampaui kebutuhan devisa antara lain untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News