Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kontrak non deliverable rupiah (NDF) tengkurap pada transaksi hari ini (20/6). Mengutip situs Bloomberg, pada pukul 09.34 WIB, kontrak NDF rupiah untuk pengantaran satu bulan ke depan melemah 2,8% menjadi Rp 10.533 per dollar AS. Bahkan pada transaksi sebelumnya, kontrak yang sama sempat menyentuh level 10.566, yang merupakan level terlemah sejak Agustus 2009 silam.
Jika dibandingkan posisi rupiah di pasar spot, kontrak NDF rupiah tersebut sudah terdiskon hingga 6%. Sekadar informasi, saat ini, posisi rupiah di pasar spot melemah 0,2% menjadi Rp 9.924 per dollar AS.
Pelemahan rupiah hari ini masih berkaitan dengan pidato pimpinan the Federal Reserve Ben S Bernanke yang menyatakan bank sentral AS tersebut tengah bersiap mengurangi program stimulusnya pada akhir tahun ini dan mengakhirinya pada pertengahan 2014.
"Harga rupiah di pasar offshore saat ini dipengaruhi oleh sentimen the Fed di mana mereka akan mengurangi nilai pembelian obligasi," jelas Suriyanto Chang, head of treasury PT Bank QNB Kesawan di Jakarta kepada Bloomberg.
Namun, Suriyanto meyakini, pasca kenaikan harga BBM, posisi rupiah tidak akan tertekan lagi. "Berdasarkan pengalaman yang lalu-lalu, setelah harga BBM naik, reaksi rupuah positif secara signifikan. Kami berharap hal itu akan terjadi lagi," imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Chatib Basri menyatakan, pemerintah Indonesia akan menaikkan harga BBM pada bulan ini dan hal itu akan memperkuat posisi rupiah. Dengan demikian, lanjut Chatib, asumsi anggaran untuk rata-rata rupiah 2013 di level 9.600 per dollar AS bisa tercapai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News