Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun 2020, indeks IDX BUMN20 merosot 38,25% hingga perdagangan Kamis (2/4). Seluruh saham anggota indeks ini mencatatkan penurunan harga dengan kisaran 21%-67% year to date (ytd).
PT Waskita Karya Tbk (WSKT) menjadi saham dengan penurunan terdalam, yakni 67,14% ytd. Disusul oleh PT PP Tbk (PTPP) yang terkoreksi 66,88%, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) -63,13%, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) -60,14%, dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) -57,02%.
Ada juga PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) yang turun 56,53% ytd, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) -55,26%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) -50,96%, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) -49,78%, dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) -49,76%.
Baca Juga: Market cap IDX BUMN20 tergerus Rp 616,68 triliun, ini 10 saham yang anjlok terdalam
Selanjutnya, ada PT Timah Tbk (TINS) yang terkoreksi 46.67% ytd, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) -46.41%, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) -46.19%, PT Elnusa Tbk (ELSA) -40.85%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)-38.11%, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) -37.50%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) -34.77%, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) -32.91%, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) -21.92%, dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) -21.16%.
Jika dilihat lebih lanjut, seluruh emiten konstruksi ada dalam 10 besar saham dengan penurunan harga terdalam. Begitu juga dengan emiten yang berhubungan dengan sektor ini, seperti WSBP dan WTON.
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan, prospek saham sektor konstruksi ke depannya memang belum bagus. Alasannya, proyek-proyek konstruksi berpotensi terhenti akibat merebaknya virus corona di Indonesia dan belahan dunia lainnya.
"Apalagi, belum ada penurunan dari sisi penyebaran wabah sehingga masih belum menarik," kata Chris saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (2/4).
Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menambahkan, investor juga mempertimbangkan rasio utang emiten konstruksi yang sudah cukup tinggi.
"Jadi, kalau aktivitas proyek tertunda, investor khawatir kinerja para emiten ini akan kembali turun," ucap dia.