kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Yuk melirik lima rangkuman penting hari ini


Selasa, 19 November 2013 / 06:30 WIB
Yuk melirik lima rangkuman penting hari ini
ILUSTRASI. Ikan Kuah Nanas bisa dimasak dalam waktu 10 menit saja (dok/Life Gets Better)


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Berikut adalah sejumlah isu hangat yang sudah berhasil KONTAN rangkum:

- Ekonomi lesu, laba bank ikut melambat

Perbankan mulai merasakan dampak pelambatan ekonomi. Tengok saja, pertumbuhan laba mereka mulai melambat.

Mengutip Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Bank Indonesia (BI), laba perbankan per September 2013 mencapai Rp 79,14 triliun. Jumlah ini meningkat 16% ketimbang periode sama tahun 2012. Padahal, per Agustus 2013, laba perbankan tumbuh 18% mencapai Rp 70,73 triliun.

Laba perbankan per September 2013  berasal dari pendapatan bunga bersih sebesar Rp 176,06 triliun. Pendapatan bunga kredit berkontribusi sebesar Rp 238,51 triliun. Sedangkan pendapatan operasional sebesar Rp 95,89 triliun disumbang pendapatan transaksi spot dan derivatif senilai Rp Rp 49,96 triliun serta pendapatan komisi sebesar Rp 32,13 triliun.

Pertumbuhan laba perbankan yang melambat disebabkan beban bunga yang terus naik mencapai Rp 152,87 triliun per September 2013. Jumlah ini naik 11,76% ketimbang periode sama tahun 2012. Beban terbesar berasal dari beban bunga kepada pihak ketiga mencapai Rp 81,79 triliun. Sedangkan beban operasional selain beban bunga mencapai Rp 190,42 triliun.

- Revisi pajak obligasi segera keluar

 Revisi Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan berupa Bunga Obligasi memasuki tahap final. Aturan baru tersebut paling lambat keluar akhir tahun ini.

Revisi aturan ini akan memastikan perpanjangan pajak atas bunga obligasi yang menjadi aset dasar reksadana sebesar 5% hingga tahun 2020. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Nurhaida bilang, insentif pajak atas bunga obligasi sebesar 5% berlaku hingga akhir tahun ini.

Selanjutnya, PP Nomor 16 menyebutkan pajak atas bunga obligasi di reksadana sebesar 15% mulai awal tahun depan. Tapi, melihat pasar reksadana yang belum menggeliat maka pemerintah merasa perlu memperpanjang masa berlaku insentif pajak.

- Posisi rupiah

Kurs rupiah belum lepas dari tekanan. Di pasar spot, Senin (18/11), rupiah bertengger di level 11.635 atau melemah 0,10% terhadap dollar Amerika Serikat (AS). dibanding sehari sebelumnya. Di kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah juga terjerembab 0,57% menjadi 11.627 per dollar AS.

Albertus Christian, analis Monex Investindo Futures mengatakan, rupiah mendapatkan tekanan besar dari kecemasan pasar terhadap fundamental ekonomi Indonesia yang sampai sekarang masih rapuh. Ia memperkirakan, tekanan rupiah akan berlanjut hari ini.

- Posisi IHSG

 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rebound. IHSG naik 1,34% ke 4.393,59, kemarin. Indeks MSCI Asia Pasifik juga menguat sekitar 1,1% ke 143,07.

Analis Samuel Sekuritas, Muhammad Alfatih menilai, IHSG dan bursa regional terangkat oleh sentimen positif dari China. Hal itu berkaitan dengan langkah China yang memberi kemudahan berinvestasi bagi swasta.

Selain itu, China juga melonggarkan aturan satu keluarga satu anak. "Pertumbuhan ekonomi China yang selama ini ditopang oleh ekspor mulai berubah ke konsumsi dalam negeri," kata Alfatih. Langkah yang diambil Pemerintah China itu membangkitkan optimisme bagi perekonomian negeri itu ke depan.

- Posisi Wall Street

Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa AS tadi malam (18/11) akhirnya berakhir negatif setelah indeks Dow Jones Industrial Average menembus level 16.000 untuk kali pertama. Kondisi itu yang lantas memicu kecemasan bahwa kenaikan yang terjadi di pasar saham terlalu cepat.

Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 turun 0,4% menjadi 1.791,53. Padahal, pada transaksi sebelumnya, indeks acuan AS ini sempat melampaui level 18.000. Dalam setiap tiga saham yang turun, hanya terdapat satu saham yang naik.

Sementara, indeks Dow Jones naik 0,1% menjadi 15.976,02. Transaksi tadi malam melibatkan 6 miliar saham, setara dengan volume transaksi rata-rata tiga bulanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×