kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,27   -8,08   -0.87%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sempat tertekan neraca dagang, rupiah naik tipis


Senin, 17 Desember 2018 / 21:36 WIB
Sempat tertekan neraca dagang, rupiah naik tipis
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pergerakan rupiah mulai terlihat melemah. Sentimen negatif dari eksternal masih menekan rupiah. Sementara dari dalam negeri, rupiah tertekan defisit neraca perdagangan yang membengkak.

Mengutip Bloomberg di pasar spot, Senin (17/12) rupiah tercatat menguat tipis ke Rp 14.580 per dollar Amerika Serikat (AS) dari posisi akhir pekan lalu Rp 14.581 per dollar AS. Sebelumnya di awal perdagangan hari ini rupiah sempat melamh ke Rp 14.602 per dollar AS.

Ekonom Pefindo Fikri C. Permana mengatakan, rupiah mulai melemah karena pelaku pasar berusaha price in guna mengantisipasi kenaikan suku bunga The Fed di 19 Desember mendatang. Sentimen lain yang mempengaruhi pelemahan rupiah hari ini adalah meredanya konflik perang dagang AS dan China, yang ditandai dengan China memangkas tarif impor mobil AS.

Namun, selagi menanti hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC), Fikri memproyeksikan tren pergerakan rupiah terhadap dollar AS masih akan melemah.

Ke depan faktor yang menekan rupiah adalah defisit neraca dagang. Sebagai informasi, berdasarkan rilis BPS, neraca perdagangan November 2018 mengalami defisit sebesar US$ 2,05 miliar meningkat 12,64% dari defisit neraca perdagangan Oktober yang mencapai US$ 1,82 miliar. Defisit neraca dagang November 2018 berasal dari defisit migas yang mencapai US$ 1,5 miliar dan defisit nonmigas US$ 0,58 miliar.

Namun, Fikri menilai paling tidak ketika suku bunga acuan AS naik di pekan ini, pergerakan rupiah masih bisa tertahan tidak jatuh terlalu dalam karena kebijakan Domestic Non Delivery Forward (DNDF). "DNDF kini jadi penentu nilai tukar rupiah di pasar onshore dan offhore jadi tidak selalu tinggi," kata Fikri, Senin (17/12).

Selain itu, dengan inflasi dalam negeri yang masih terjadi di 3,23%, Fikri berharap hal ini bisa menyokong pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,1%-5,2% di akhir tahun. Rupiah pun bisa terjaga.

Fikri memproyeksikan dalam sepekan ini rupiah berpotensi bergerak di level Rp 14.650 per dollar AS. Sementara, hingga akhir tahun rupiah berpotensi bergerak ke Rp 14.500 per dollar AS hingga Rp 15.000 per dollar AS. Sementara hingga akhir 2019, Fikri memproyeksikan rupiah berada di Rp 14.800 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×