kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah masih cenderung mendatar pada perdagangan esok


Senin, 17 Desember 2018 / 20:46 WIB
Rupiah masih cenderung mendatar pada perdagangan esok
ILUSTRASI. Uang rupiah


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang rupiah kembali menguat pada perdagangan hari ini, Senin (17/12). Di pasar spot, rupiah ditutup menguat tipis ke Rp 14.580 per dollar Amerika Serikat (AS) setelah sempat melemah hingga Rp 14.620 per dollar AS. Jumat pekan lalu, rupiah ditutup pada Rp 14.581 per dollar AS.

Jakarta interbank spot dollar rate (Jisdor) hari ini melemah 0,54% ke level Rp 14.617 per dollar AS. Bhima Yudhistira, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengatakan bahwa faktor utama yang menjadi penguatan rupiah adalah pelaku pasar pesimistis bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve menaikkan suku bunga dengan acuan 25 bps.

“Sebagai gambaran tahun depan, outlook The Fed pekan ini diperkirakan tidak akan terlalu agresif menaikkan suku bunga acuan. Ini juga karena perang dagang mulai terasa ke perekonomian AS dan bisa memperlambat ke pertumbuhan ekonominya,” kata Bhima kepada Kontan.co.id, Senin (17/12).

Kendati demikian, Bhima melihat bahwa potensi rupiah menguat juga tak lepas campur tangan Bank Indonesia (BI) yang telah mengambil langkah pre-emptives. Yaitu dengan menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin bulan lalu.

Sepanjang tahun ini BI telah menaikkan bunga acuan hingga 175 basis poin (bps). “Kondisi ini membuat pasar lebih stabil, berbeda dengan aksi The Fed yang memicu aksi jual di pasar,” kata Bhima.

Sedangkan defisit neraca perdagangan November, diakui Bhima tidaklah menjadi kejutan berlebihan di pasar. Pasalnya, ia melihat investor sudah menghitung neraca dagang melebar karena impor minyak menurun dibanding bulan Oktober. Hal ini karena harga minyak mentah juga turun.

Senada, Analis Monex Investindo Futures, Putu Agus Pransuamitra menilai bahwa penguatan rupiah saat ini karena pelaku pasar yang harap-harap cemas dengan pengumuman The Fed mengenai kenaikan suku bunga. “Kecemasan ini, ditambah kondisi global seperti Uni Eropa mampu melemahkan dollar AS,” tandas Putu.

Putu memperkirakan besok rupiah berada di rentang Rp 14.450 sampai Rp 14.660 per dollar AS. Sementara Bhima memperkirakan besok rupiah bertengger di level Rp 14.500 sampai Rp 14.530 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×