kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sempat rekor, valuasi IHSG dinilai semakin mahal


Selasa, 21 November 2017 / 07:00 WIB
Sempat rekor, valuasi IHSG dinilai semakin mahal


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di awal pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,03% ke level 6.053,22. Meski ditutup dengan penguatan tipis, IHSG sempat menyentuh rekor tertingginya di level 6.098,77.

Kenaikan ini membuat valuasi IHSG semakin tinggi. "Valuasi IHSG sudah mahal. Saat ini, price to earning ratio (PER) sebesar 17,5 kali. Padahal, rata-rata ada di angka 14 kali," ujar Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee, Senin (20/11).

Hans menyebut, hal ini membuat investor langsung profit taking, meski kenaikan IHSG belum signifikan.

Tapi, Aditya Perdana Putra, Analis Semesta Indovest mengatakan, saat ini harga IHSG cukup wajar. Apalagi, kenaikan indeks didukung dengan laporan keuangan di kuartal ketiga yang naik. Menurut dia, PER IHSG hampir sama dengan Singapura. Di tahun ini, valuasi IHSG bisa menyamai Malaysia dan Thailand.

Hanya saja, Aditya menilai, ada beberapa faktor yang bisa jadi penahan laju IHSG. Misalnya, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang tak sesuai ekspektasi. "Kalau pertumbuhan PDB tidak bagus, valuasi IHSG bisa jadi kemahalan," ujar dia.

Menurut Hans, tahun depan, beberapa faktor yang akan menjadi penahan IHSG di antaranya, kebijakan pajak Amerika Serikat yang bisa menyebabkan capital outflow. Selain itu, penerimaan pemerintah yang masih seret dapat menahan IHSG.

Hans memprediksi, target IHSG tahun depan hanya 6.450. Bahkan, jika banyak sentimen negatif, IHSG berpotensi tertahan di level 6.150 pada akhir 2018 mendatang.

Menurut Aditya, beberapa sentimen negatif dalam negeri masih akan membayangi laju IHSG di tahun depan. Misalnya, jika penerimaan pajak dan pertumbuhan ekonomi tak mencapai target.

Di sisi lain, Aditya berharap beberapa sektor saham mampu tumbuh lebih agresif dan bisa menopang IHSG. Sektor yang cukup prospektif adalah sektor perbankan dan konsumer.

Jika pertumbuhan kedua sektor ini moncer, maka pertumbuhan IHSG bisa lebih tinggi. Apalagi jika sektor properti dan konstruksi bisa kembali menggeliat di tahun depan.

Jika terwujud, Aditya memprediksi IHSG mampu mencapai level 6.800–6.900 tahun depan. Dengan asumsi IHSG ditutup di level 6.150–6.200 di akhir tahun ini, maka masih akan ada pertumbuhan sekitar 10% untuk IHSG.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×