Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) berhasil beranjak dari zona gocap (Rp 50) pada perdagangan pekan ini. Saham emiten tambang emas milik Grup Bakrie tersebut ditutup di level Rp 51, turun 1,92% dari penutupan Kamis (3/9) yang berada di level Rp 52.
Sebagai gambaran, saham BRMS cukup lama terlelap di zona gocap, yakni sejak 24 Januari 2020 silam. Meski demikian, pergerakan saham BRMS cukup agresif sepanjang pekan ini.
Saham anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tersebut bahkan sempat bertengger di level Rp 59 pada perdagangan Selasa (1/9). Ini merupakan level tertinggi yang diraih BRMS dalam jangka waktu setahun perdagangan. Sebelumnya, level tertinggi saham BRMS dalam kurun waktu satu tahun terjadi di harga Rp 58 pada penutupan perdagangan 30 Oktober 2019.
Investor Relation Bumi Resources Minerals Herwin W. Hidayat menilai, kenaikan harga saham BRMS merupakan faktor apresiasi pasar. Faktor harga jual emas yang cukup kuat, yang saat ini masih di atas kisaran US$ 1.900 per oz, turut berkontribusi terhadap penguatan saham-saham perusahaan tambang emas, termasuk BRMS.
Baca Juga: Sahamnya bangkit dari zona gocap, ini kata Bumi Resources (BUMI)
Selanjutnya, usaha BRMS untuk terus meningkatkan volume produksi dalam masa trial production di Januari-Juni 2020 ini juga diharapkan berdampak positif terhadap kinerja dan harga saham perusahaan.
Sebagai gambaran, saat ini BRMS sedang mendiversifikasikan usahanya ke bisnis tambang emas, yakni tambang emas di Poboya, Palu, Sulawesi Tengah. Fasilitas produksi emas di Poboya yang dimiliki oleh BRMS telah memproduksi lebih dari 10 kg dore bullion di kuartal pertama 2020.
Pada kuartal pertama 2020, pendapatan BRMS memang turun. BRMS membukukan pendapatan sebesar US$ 991.860, turun 21,42% (yoy). Di sisi lain, laba bersih BRMS tumbuh 90,49% (yoy) menjadi US$ 165.057 di kuartal pertama 2020.
Baca Juga: Harga pelaksanaan private placement BRMS naik jadi Rp 84 per saham
Sekitar US$ 892.000 pendapatan BRMS di kuartal pertama berasal dari jasa penasehat pertambangan. Sisanya, yang sebesar US$ 99.860, merupakan pendapatan dari penjualan emas ke PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
Penjualan emas tersebut dilakukan oleh anak usaha BRMS, yaitu PT Citra Palu Minerals yang memproses bijih emasnya menjadi dore bullion. Dore bullion ini kemudian dikirim ke fasilitas smelter Logam Mulia milik ANTM.
Selanjutnya: Dalam sepekan, tiga saham Grup Bakrie ini bangkit dari level gocap
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News