Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Sepanjang paruh pertama tahun ini, PT Ciputra Property Tbk (CTRP) sudah menggunakan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 550 miliar. Jumlah ini setara 55% dari total capex tahun 2011 yang dipatok Rp 1 triliun.
Dana capex itu hampir 90% digunakan untuk membiayai mega proyek Ciputra World. Sedangkan sisanya digunakan untuk biaya perbaikan beberapa proyek seperti hotel dan mall di Jakarta dan Semarang.
Seluruh dana capex bersumber dari kas internal perseroan. Pasalnya, CTRP masih memiliki kas internal sebanyak Rp 1,3 triliun dari nilai buku tahun lalu. Meski begitu, Perseroan tidak menutup kemungkinan untuk mencari pinjaman baru di bulan-bulan mendatang. Sebab, CTRP berniat menambah 3 (tiga) proyek baru di semester II tahun ini, yaitu proyek gedung perkantoran "Dipo Business Centre" dan 2 proyek lain yang masih dirahasiakan.
"Kalau pinjaman, kami terus menjajakinya," ujar Direktur CTRP Artadinata Djangkar, akhir pekan lalu.
Dari sisi kinerja, CTRP ingin menggenggam laba bersih Rp 170 miliar hingga akhir tahun ini. Target ini lebih tinggi ketimbang realisasi laba tahun 2010 yang sebesar Rp 150 miliar. Perseroan optimis target ini dapat tercapai karena beberapa proyek seperti hotel dan mall di Semarang sudah memberikan kontribusi pada nilai buku tahun ini.
Proyek Ciputra World juga sudah memberikan kontribusi yang besar. Hingga Juli 2011, apartemen My Home Ciputra World sudah terjual 100 unit atau 80% dari jumlah total yang sebanyak 136 unit. Harga apartemen itu berkisar Rp 3,4 miliar - Rp 4,3 miliar per unit. "Sampai Juni 2011, kami sudah mendapatkan laba Rp 77 miliar, sampai akhir kami bisa dapat Rp 170 miliar dari kontribusi beberapa proyek baru," imbuh Artadinata.
Artadinata optimis, kinerja keuangan Perseroan akan terus meningkat di tahun berikutnya. Pasalnya, kontribusi proyek "Dipo Business Centre (DBC)" belum masuk ke nilai buku perusahaan di tahun ini. Padahal, proyek ini sebagian besar sudah laku terjual.
Seperti diberitakan KONTAN sebelumnya, gedung perkantoran DBC sekitar 60% sudah dibeli Dipo Group. Harga gedung itu dipatok mulai dari Rp 14 juta per meter persegi. Perseroan optimis dapat menjual seluruh gedung perkantoran DBC maksimal pertengahan tahun 2012. Rumah kantor (rukan) DBC bahkan sudah terjual seluruhnya yaitu sebanyak 15 unit. Harga rukan itu dibanderol mulai Rp 3,5 miliar - Rp 4,5 miliar per unit. Pembeli rukan itu berasal dari tiga industri yaitu konsultan, trading dan manufaktur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News