Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Sepanjang semester I 2015, serapan belanja modal atau capex PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) masih cukup minim. Dalam enam bulan pertama, emiten properti ini baru melakukan ekspansi sebesar Rp 375 miliar. Jumlah ini baru 47% dari anggaran cape x yang ditetapkan tahun ini sebesar US$ 60 juta atau sekitar Rp 790 miliar.
Sebagian besar capex terebut digunakan untuk akuisisi lahan di wilayah kawasan industri MM2100 Cibitung, Bekasi. " Untuk akuisisi lahan digunkaan sekitar Rp 300 miliar," kata Asa Siahaan, Investor relation BEST pada KONTAN baru-baru ini.
Asa tidak menyebut luas lahan yang telah berhasil di bebaskan. Namun yang pasti, tahun ini BEST menargetkan akuisisi lahan sekitar 20 ha sesuai dengan target lahan yang hendak dijual. Selain akuisisi lahan, perseroan berencana menggunakan capex untuk pengembangan infrastruktur seperti Hotel dan perkantoran.
Pembangunan hotel telah dimulai pada pertengahan Juni lalu bertajuk Enso dengan jumlah kamar 193 unit. Hotel ini dijadwalkan beroperasi pada semester kedua tahun 2016 dan diperkirakan memakan investasi sekitar US$10 juta atau ekuivalen dengan Rp 133 miliar. Dari hotel ini, BEST menargetkan pendapatan berkelanjutan (recurring income) senilai US$ 3 juta -US$ 4 juta dalam tahun pertama operasi. Sementara pembangunan perkantoran akan dimulai kuartal III ini dan ditargetkan bisa rampung pada semester II 2016
Sepanjang Semester I, BEST mencatatkan penjualan lahan seluas 8 hektare (ha) di kawasan MM2100. Dengan harga jual US$ 200 per meter persegi (m2), nilai penjualan tersebut mencapai Rp 206,4 miliar. Lahan tersebut dijual kepada tiga investor asal Jepang yang bergerak di bidang auto dan konsumer.
Sebelumnya, perseroan memasang target penjualan lahan 30 ha-40 ha. Namun, lantaran penjualan lahan sepi di tengah perlambatan ekonomi maka target dipangkah menjadi 15 ha-20 ha. Saat ini perseroan telah melakukan pembicaraan dengan beberapa investor asing seperti Jepang dan Yaman terkait penjualan lahan "Dari Yaman itu merupakan perusahaan medikal," tandas Asa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News