kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Sementara, reli harga batubara


Senin, 20 April 2015 / 07:12 WIB
Sementara, reli harga batubara
ILUSTRASI. 10 Manfaat Buah Tin yang Menakjubkan dan Jarang Diketahui, Cek Apa Saja Manfaatnya.


Reporter: Dina Farisah | Editor: Yudho Winarto

JAKARta. Harga batubara mulai membara. Laju harga bahan bakar fosil ini mengekor reli harga minyak mentah. Meski begitu, kenaikan harga batubara disinyalir hanya berlangsung sementara.

Mengutip Bloomberg, Jumat (17/4) lalu, harga batubara kontrak pengiriman Mei 2015 naik 0,17% menjadi US$ 57,75 per metrik ton. Kalau dihitung sepanjang pekan lalu, harganya sudah melesat 7,34%.

Analis PT Equilibrium Komoditi Berjangka Ibrahim menilai, sebagai sesama komoditas energi, harga batubara ikut terkerek kenaikan harga minyak mentah. Pekan lalu, minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) naik 7,12% menjadi US$ 57,32 per barel. Penyebabnya, pengurangan operasional mesin rig di Amerika Serikat yang mengindikasikan produksi minyak di negara itu akan lebih kecil.

Analis PT Pefindo Guntur Tri Hariyanto menambahkan, kenaikan harga batubara belakangan ini karena ekspektasi berkurangnya pasokan di pasar global. Indikasinya adalah produksi batubara Indonesia pada kuartal I-2015 turun 21% dibandingkan periode sama tahun lalu.

Energy Information Administration (EIA) memperkirakan, harga batubara di AS bisa naik 1% setiap tahun hingga tahun 2040. "Tapi, ini dengan pertimbangan produktivitas  dari berbagai tambang di AS menurun," jelas Guntur.

Permintaan lesu

Meski begitu, Guntur menduga, tren jangka panjang batubara masih lemah (bearish). Sebab, dari sisi permintaan tetap lesu. Perekonomian China belum pulih, bahkan cenderung melambat. Padahal, Tiongkok salah satu konsumen batubara terbesar di dunia. Impor batubara China turun 42% selama kuartal I-2015. Selain penggunaan untuk industri masih lesu, pasokan domestik sedang melimpah. Apalagi, pemerintah China menggalakkan penggunaan energi ramah lingkungan.

Tren penurunan penggunaan batubara juga terjadi di AS. Pemerintah memilih mendorong teknologi shale gas dan kampanye energi bersih.

Ibrahim sependapat, reli harga batubara hanya jangka pendek. Kenaikan yang terjadi sangat wajar, karena sudah terkoreksi cukup panjang sejak tahun 2011. "Prospek jangka panjang masih suram karena permintaan global sedang lesu," tukasnya.

Prediksi Ibrahim, sepekan ini, batubara bergulir antara US$ 56,5-US$ 59,2 per metrik ton. Hari ini, harganya bisa berkisar US$ 57-US$ 58,1 per metrik ton. Adapun Guntur menebak, harga bergerak antara US$ 56 hingga US$ 59 per metrik ton pada pekan ini.              

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×