kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Semen Indonesia (SMGR) mengalokasikan capex Rp 2 triliun tahun ini


Selasa, 11 Februari 2020 / 20:32 WIB
Semen Indonesia (SMGR) mengalokasikan capex Rp 2 triliun tahun ini
ILUSTRASI. SMGR akan menggunakan capex ini untuk perawatan berkala dan pengembangan produk hilir.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Analis NH Korindo Sekuritas Meilki Darmawan mengatakan, industri semen masih akan dibayangi oleh kondisi oversupply. Menurut Meilki, kebijakan relaksasi loan to value (LTV) baru akan berdampak pada purchasing power sektor properti pada kuartal I-2020. Hal ini memungkinkan adanya proyek-proyek baru yang akan membantu serapan bagi produk semen.

Dengan demikian, maka pendapatan dua emiten semen terbesar di Indonesia yaitu SMGR dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) bisa tumbuh masing-masing di level 3,1% secara year-on-year (yoy) dan 2,5% pada 2020.

Meski demikian, Meilki merekomendasikan investor untuk hold semua saham emiten semen. Untuk SMGR, Meilki mematok hold dengan target harga di level Rp 14.300 hingga Desember 2020.

“Karena empat emiten semen seperti, SMGR, INTP, SMCB, dan SMBR sudah dengan price to earning (PE) di atas 40 kali, maka saya masih merekomendasikan hold untuk keempatnya,” ujar Meilki pekan lalu.

Baca Juga: Tahun ini, Semen Baturaja (SMBR) optimistis penjualan tembus 2,6 juta ton

Dalam riset, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mimi Halimin memperkirakan pendapatan SMGR pada kuartal IV 2019 diproyeksi mencapai Rp 12 triliun, sehingga pendapatan emiten pelat merah tersebut dapat mencapai Rp 40,2 triliun sepanjang 2019 atau meningkat 30,9% secara tahunan.

Mimin juga menilai, akusisi PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) yang dahulu bernama PT Holcim Indonesia Tbk membuahkan hasil yang manis. Sebab, volume produksi semen SMGR sepanjang 2019 diperkirakan menjadi 42,6 juta ton atau melesat 28,5% secara tahunan.

Untuk itu, Mimi merekomendasikan beli saham SMGR. “Kami mempertahankan rekomendasi beli saham SMGR, namun kami menaikkan target harga menjadi Rp 14.700 per saham (dari Rp 14.500),” tulis Mimi dalam riset, (24/1).

Baca Juga: Semen Indonesia (SMGR) tegaskan bakal terus perkuat pasar regional

Sementara itu, Meilki menilai strategi ekspor cukup efektif untuk meminimalisir penjualan yang masih melemah di pasar domestik. Akan tetapi, dia menilai strategi tersebut hanya memiliki efek positif bagi SMGR yang memiliki pangsa pasar ekspor di Asia Pasifik.

Berdasarkan catatan Kontan.co.id, pada periode Januari hingga Oktober 2019, SMGR berhasil mencatatkan volume penjualan ekspor sebesar 3,38 juta ton dari fasilitas produksinya di Indonesia. Adapun negara yang menjadi pangsa pasar ekspor SMGR seperti Bangladesh, India, Sri Lanka, Maladewa, Filipina, dan Timor Leste.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×