kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Semen Baturaja optimistis penjualan 2017 tumbuh 5,29%


Kamis, 25 Januari 2018 / 14:01 WIB
Semen Baturaja optimistis penjualan 2017 tumbuh 5,29%
Pabrik semen PT Semen Baturaja


Reporter: Riska Rahman | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah ancaman suplai berlebih alias oversupply semen, PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) optimistis penjualan tahun 2017 tumbuh lebih dibandingkan tahun sebelumnya. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan karena peningkatan volume penjualan semen sepanjang tahun lalu.

Direktur Utama SMBR Rahmad Pribadi memperkirakan, jumlah penjualan tahun lalu mencapai Rp 1,60 triliun. Angka ini naik 5,29% year-on-year (yoy) dibanding penjualan 2016 sebesar Rp 1,52 triliun.

Padahal, sepanjang tahun lalu, SMBR mencatat harga jual perusahaan turun 2,13% dari Rp 929.743 per ton menjadi hanya Rp 909.913 per ton. Namun, kinerja tertolong dari peningkatan jumlah produksi di tahun lalu.

"Prognosa kami, volume penjualan 2017 bisa mencapai 1,76 juta ton atau naik 7,98% dibanding total volume penjualan 2016," ujar Rahmad, saat berkunjung ke Kontan.co.id, Kamis (25/1).

Sayangnya, peningkatan penjualan ini belum mampu mengerek laba SMBR pada tahun lalu. Emiten semen yang beroperasi di Palembang, Sumatra Selatan ini memproyeksikan, perolehan laba sepanjang tahun lalu hanya Rp 146,59 miliar. Jumlah ini turun 43,42% yoy dari sebelumnya Rp 259,09 miliar.

Penurunan laba, menurut Rahmad, disebabkan tingginya beban yang harus ditanggung lantaran kenaikan harga batubara yang terjadi di pengujung tahun lalu.

"Beban dari batubara jumlahnya bisa sekitar 30% dari total beban kami. Sehingga kenaikan harga batubara yang sempat mencapai level US$ 100 per metrik ton membuat beban untuk bahan bakar ini meningkat drastis di tahun lalu," ujar Rahmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×