Reporter: Hasbi Maulana | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Rabu (27/6) ditutup memerah. Indeks utama di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini turun 38,10 poin (-0,65%) sebelum mendarat di angka 5.787,55.
LQ45, indeks saham di BEI yang beranggotakan 45 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar dan terlikuid, juga turut tertekan. Turun 9,65 poin menuju 901,00; indeks LQ45 longsor 1,06%.
Pergerakan dua indeks utama kemarin tidak mengubah komposisi daftar 10 saham LQ45 dengan PER terkecil dari hari bursa sebelumnya, selain urutannya.
Bumi Resources Tbk (BUMI), Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), dan Waskita Karya Tbk (WSKT) berada di tiga pertama saham LQ45 dengan PER positif terkecil secara berurutan, masing-masing 2,74 kali, 3,06 kali, dan 4,43 kali.
Posisi selanjutnya diisi oleh AKRA, WSBP, INDY, PTBA, BBNI, BBTN, dan PGAS.
Penurunan IHSG dan LQ45 kemarin menyeret turun sembilan saham penghuni daftar LQ45 dengan PER terkecil. Mereka adalah BUMI, Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), AKR Corporindo Tbk (AKRA), WSKT, Bukit Asam Tbk (PTBA), Indika Energi Tbk (INDY), Bank Negara Indoensia Tbk (BBNI), Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), dan PGAS.
Satu-satunya saham yang harganya naik adalah SRIL.
Price earning ration (PER) adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih per saham. Penurunan harga saham di bursa secara otomatis akan menurunkan pula nilai PER kalau pada saat yang sama belum terjadi perubahan laba bersih per saham.
Secara umum ada anggapan bahwa semakin kecil angka PER maka semakin murah pula harga saham tersebut dibanding saham-saham lain dalam sektor usaha yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News