Reporter: Hasbi Maulana | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Jumat (22/6), pekan lalu, ditutup turun tipis banget. Indeks utama di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini cuma turun 0,52 poin (-0,01%) sebelum bertengger di angka 5.821,81.
Untunglah LQ45, indeks saham di BEI yang beranggotakan 45 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar dan terlikuid, justru mampu membal ke atas. Naik +1,89 poin menuju 909,18; indeks LQ45 tergusur naik 0,21%.
Pergerakan dua indeks itu tidak mengubah komposisi daftar 10 saham LQ45 dengan PER terkecil hari sebelumnya tetapi sedikit mengubah urutannya.
Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), Bumi Resources Tbk (BUMI), dan AKR Corporindo Tbk (AKRA) berada di tiga pertama saham LQ45 dengan PER positif terkecil secara berurutan, masing-masing 3,01 kali, 3,24 kali, dan 4,44 kali. Posisi selanjutnya diisi oleh WSKT, WSBP, INDY, PTBA, BBNI, BBTN, dan BJBR.
Penurunan IHSG dan LQ45 kemarin menyeret turun tujuh saham penghuni daftar LQ45 dengan PER terkecil. Mereka adalah SRIL, BUMI, AKRA, Waskita Karya Tbk (WSKT), Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), Indika Energi Tbk (INDY), dan Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).
Dua saham lain yang mengalami kenaikan harga adalah Bukit Asam Tbk (PTBA) dan BPD Jabar & Banten Tbk (BJBR). Adapun satu-satunya saham yang tidak mengalami perubahan harga adalah Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Price earning ration (PER) adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih per saham. Penurunan harga saham di bursa secara otomatis akan menurunkan pula nilai PER kalau pada saat yang sama belum terjadi perubahan laba bersih per saham.
Secara umum ada anggapan bahwa semakin kecil angka PER maka semakin murah pula harga saham tersebut dibanding saham-saham lain dalam sektor usaha yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News