kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.200   59,26   0,83%
  • KOMPAS100 1.105   10,12   0,92%
  • LQ45 877   10,37   1,20%
  • ISSI 221   1,09   0,50%
  • IDX30 448   5,50   1,24%
  • IDXHIDIV20 539   4,27   0,80%
  • IDX80 127   1,28   1,02%
  • IDXV30 135   0,60   0,45%
  • IDXQ30 149   1,41   0,96%

Sembilan saham ini jadi top gainers di sejumlah indeks, simak prospeknya


Senin, 30 November 2020 / 21:09 WIB
Sembilan saham ini jadi top gainers di sejumlah indeks, simak prospeknya
ILUSTRASI. Wartawan salah satu stasiun televisi melaporkan pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama sebulan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat naik 9,72% ke level 5.612,42 per perdagangan Senin (30/11). Bahkan, IHSG sempat tembus level 5.700. Hal ini terjadi seiring dengan kenaikan harga saham-saham yang menjadi konstituennya.

Di tiap indeks, ada saham-saham yang bertengger sebagai gainers tertinggi. Berdasarkan data yang dihimpun Kontan.co.id dari IHSG, indeks LQ45, indeks KOMPAS100, SMC Composite, SMC Liquid, JII, dan ISSI, ada sembilan saham yang banyak terdapat dalam top 10 gainers indeks-indeks tersebut.

Sembilan saham tersebut adalah PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT PP Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), PT PP Properti Tbk (PPRO), PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), PT Indika Energy Tbk (INDY), dan PT Indo Tambahraya Megah Tbk (ITMG). 

Jika dilihat, sembilan saham tersebut bergerak di bidang konstruksi, properti, dan pertambangan batubara.

Analis Profindo Sekuritas Indonesia Dimas W.P. Pratama mengatakan, kenaikan pada saham-saham konstruksi didorong oleh adanya dana investasi sebesar US$ 2 miliar untuk Lembaga Pengelola Investasi atau Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia yang diberikan oleh perusahaan pembiayaan Amerika Serikat (AS). Ketersediaan dana ini mendorong pemerintah untuk kembali melakukan pembangunan infrastruktur.

Baca Juga: IHSG merosot 2,96% ke 5.612 pada perdagangan hari ini, asing lepas TLKM, BBCA, HMSP

Apalagi, bank-bank masih menahan penyaluran kredit untuk sektor konstruksi karena masih dalam tahap restrukturisasi utang. Perbankan khawatir, kinerjanya bakal terkendala oleh adanya penumpukan kredit macet.

Sementara itu, kenaikan sektor properti dan real estate disebabkan oleh adanya pemulihan permintaan pada residential dan sewa mal seiring dengan pembukaan kembali ekonomi. Begitu juga dengan lahan industri yang gencar dikembangkan seiring dengan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan foreign direct investment (FDI).

"Permintaan terhadap lahan industi meningkat karena investasi langsung membutuhkan landbank untuk bangun pabrik," ucap Dimas saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (30/11).

Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada saham-saham batubara terkait dengan pemulihan ekonomi di China sehingga kembali meningkatkan permintaan dan harga jual batubara. Dimas memprediksi, harga jual batubara masih berpotensi naik menjadi ke level US$ 100 per metric ton seiring dengan pemulihan ekonomi India.

Untuk properti, minat pembelian juga diproyeksi bakal naik lagi seiring dengan turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia. "Tahun depan kami prediksi suku bunga Bank Indonesia bisa di bawah 3,5%. Pasti bakal meningkatkan permintaan lagi apalagi warga negara asing boleh memiliki properti. Saham APLN, PWON, dan CTRA bakal naik ke depannya," kata Dimas.

Secara valuasi, saham-saham di atas juga masih tergolong murah. Oleh karena itu, menurut Dimas, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mengoleksi saham-saham tersebut. Terlebih lagi, tahun depan, ia memprediksi IHSG dapat tembus level 6.500 seiring dengan sentimen pemulihan ekonomi.

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony juga bilang, dari sisi valuasi dan tren, saham-saham tersebut masih dapat menguat. 

"Sentimen pendorong dari sisi penguatan ekonomi, vaksin virus corona yang semakin dekat untuk didistribusikan, serta harga batubara yang terus mengalami penguatan," tutur Chris.

Menurut dia, INDY, ITMG, WIKA, ADHI, PTPP masih sangat menarik secara valuasi karena terbilang cukup murah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ia merekomendasikan buy INDY dengan target harga Rp 2.200 per saham, ITMG Rp 20.000, WIKA Rp 2.000, ADHI Rp 1.400, dan PTPP Rp 1.800 per saham.

Selanjutnya: IHSG anjlok lebih dari 3% pada perdagangan sesi II hari ini, asing net sell Rp 1,8 T

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×