kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Semakin murah, BEI pangkas biaya IPO sebesar 50%


Jumat, 26 Juni 2020 / 21:39 WIB
Semakin murah, BEI pangkas biaya IPO sebesar 50%
ILUSTRASI. Bursa efek indonesia IHSG diproyeksikan menguat, ini rekomendasi saham untuk perdagangan Senin (15/6).KONTAN/akhmad suryahadi


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengucurkan stimulus berupa potongan biaya pencatatan saham tambahan sebesar 50% dari perhitungan nilai masing-masing biaya bagi perusahaan tercatat dan/atau calon perusahaan tercatat.

Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna berharap, stimulus berupa pemangkasan biaya Initial Listing Fee (ILF) sebesar 50% ini mampu meringankan perusahaan yang akan mencatatkan sahamnya di BEI ataupun perusahaan tercatat yang berniat melakukan pencatatan saham tambahan.

Ia merinci, biaya untuk initial public offering (IPO) terbagi menjadi tiga kategori sesuai dengan papan perdagangan. Adapun biaya untuk pencatatan papan utama minimal sebesar Rp 25 juta dengan maksimal Rp 250 juta.

Baca Juga: Per Mei 2020, BEI catat pertumbuhan investor pasar modal sebesar 13%

"Jadi setelah ada pemotongan, untuk minimal papan utama menjadi Rp 12,5 juta dan maksimal menjadi Rp 125 juta," ujarnya dalam acara Bincang-Bincang Virtual bersama wartawan, Jumat (26/6).

Selanjutnya untuk biaya papan pengembangan memiliki biaya minimum Rp 25 juta hingga Rp 150 juta. Sehingga, nantinya biaya untuk papan pengembangan hanya sebesar Rp 12,5 juta sampai Rp 75 juta.

Nah, untuk biaya papan akselerasi tidak ada biaya minimum ataupun maksimum yaitu senilai Rp 25 juta, jadi setelah ada diskon biayanya hanya Rp 12,5 juta.

"Ini yang dapat kami lakukan di kondisi yang dinamis saat ini, kami lakukan semaksimal yang Bursa bisa lakukan. Harapan kami ini bisa meringankan calon perusahaan tercatat ataupun perusahaan tercatat," tambahnya.

Baca Juga: 13 MI jadi tersangka Jiwasraya, Jaksa Agung: Investor reksadana tak perlu khawatir

Selain itu, ia melihat perusahaan di Indonesia masih banyak yang membutuhkan pembiayaan dari pasar modal dan saat ini menurutnya kondisi pasar modal di Indonesia tengah bertumbuh ketimbang negara lain.

Apabila dibandingkan, sepanjang kuartal pertama tahun ini emiten baru di Malaysia hanya bertambah 7 perusahaan, Singapura bertambah 3 perusahaan, dan Thailand 2 perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×