kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Selektif memilih jadi kunci utama sebelum melirik obligasi korporasi


Senin, 27 September 2021 / 19:17 WIB
Selektif memilih jadi kunci utama sebelum melirik obligasi korporasi


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan obligasi korporasi terpantau cukup ramai sepanjang September ini. Merujuk Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) setidaknya terdapat delapan perusahaan yang menerbitkan surat utang korporasi.

Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf menjelaskan, periode kuartal III secara umum memang jadi periode yang cukup banyak penerbitan obligasi korporasi. Selain itu, pada periode ini juga banyak surat utang yang jatuh tempo sehingga akhirnya ada aksi refinancing

Menurutnya, faktor lain adalah emiten yang semakin lebih percaya diri seiring kondisi ekonomi yang jauh lebih baik dan prospektif ke depannya. Ditambah lagi likuiditas yang sedang melimpah saat ini membuat potensi penyerapan bisa jauh lebih optimal.

Baca Juga: Begini kesiapan multifinance lunasi obligasi jatuh tempo di bulan Oktober

“Kalau sebelum ini lebih banyak yang menahan diri karena kalau sampai menerbitkan tapi emiten tersebut dari sisi kebutuhan belum banyak, malah jadi negative expense. Sementara saat ini kondisinya sudah lebih baik, serta penerimaan dari investor juga semakin membaik,” kata Dimas kepada Kontan.co.id, Senin (27/9).

Terkait besaran bunga yang diberikan oleh emiten, Dimas meyakini beberapa bunga yang tergolong lebih tinggi dari rata-rata disebabkan oleh pasar yang belum terlalu familiar dengan nama-nama penerbit tersebut atau sejarah penerbitan obligasinya masih minim. Alhasil. Emiten tersebut memberikan bunga besar sekaligus ingin membuktikan kepada pasar bahwa mereka bisa memenuhi kewajiban pembayaran secara rutin. 

Sementara bagi emiten lain yang kinerja historis maupun kreditnya sudah terbukti, bunga yang ditawarkan lebih mengikuti mekanisme pasar, alias tidak terlalu jauh dari yield SBN dengan tenor yang sama. Dimas melihat, dengan melihat yield yang bergerak turun dan bunga deposito juga masih rendah, rata-rata bunga yang ditawarkan saat ini sudah cukup ideal.

Baca Juga: Rupiah hari ini bergerak tipis, investor masih mencermati sejumlah sentimen negatif

“Apalagi cost of fund juga sedang murah, harapannya ini makin banyak emiten yang terbitkan obligasi korporasi. Pada akhirnya ini bisa menjadi katalis positif untuk pertumbuhan ekonomi, walaupun bagi investor bunganya mungkin tidak sebesar biasanya,” tambah Dimas.

Dimas menambahkan, bagi investor yang tertarik untuk mengoleksi obligasi korporasi, menurutnya sebaiknya minimal punya rating A dengan historis yang stabil selama periode penuh tantangan belakangan ini. Menurut dia, hal tersebut menandakan emiten bisa menjaga kinerja keuangan dan masih punya outlook yang prospektif. 

Sementara dari sisi sektor, ia merekomendasikan yang minim terdampak efek pandemi Covid-19. Namun, tidak menutup kemungkinan emiten yang secara sektor terdampak, justru masih mampu mempertahankan kinerja dan masih mampu bayar. Dimas menyebut perusahaan dengan kondisi ini justru punya value yang menarik karena bisa saja jadi menawarkan imbal hasil yang lebih besar karena sektornya dipandang berisiko.

“Tapi yang paling penting adalah tetap melakukan pemilihan secara selektif dan menggunakan banyak indikator, tidak sebatas rating atau sektornya saja. Jangan lupa melihat outlook ke depannya seperti apa di tengah kondisi yang masih belum penuh kepastian ini,” pungkasnya.

Baca Juga: Banyak penerbitan, cermati cara memilih obligasi korporasi berikut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×