Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah sekuritas mulai memangkas target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir 2024. Padahal, di awal tahun ini, tak sedikit sekuritas yang memproyeksikan IHSG bisa menembus 8.000.
Mirae Asset Sekuritas Indonesia, misalnya, yang menurunkan target IHSG di akhir tahun dari 8.100 menjadi 7.585. Alasan utama Mirae Asset Sekuritas menurunkan target indeks komposit ini adalah penyesuaian suku bunga acuan.
CEO Mirae Asset Sekuritas Indonesia Tae Yong Shim menyampaikan tim risetnya menilai potensi kenaikan IHSG ke depan terbatas. Dalam arti lain, pihaknya tidak terlalu optimistis terhadap pasar saham.
"Kami tidak terlalu optimistis terhadap IHSG atau pasar saham, setidaknya untuk tahun ini. Namun valuasi IHSG masih sangat menarik," jelasnya dalam paparan akhir pekan lalu.
Baca Juga: BEI Berencana Memperluas Underlying Waran Terstruktur ke IDX80
RHB Sekuritas Indonesia juga memangkas target IHSG di akhir 2024 menjadi 7.800. Awalnya, perusahaan efek dengan kode broker DR ini memproyeksikan IHSG bisa mencapai level 7.900.
Head of Research RHB Sekuritas Indonesia Andrey Wijaya menjelaskan revisi target IHSG itu didasarkan pada prospek kuartal ketiga di 2024 ini, yang diproyeksikan lebih melemah.
"Karena adanya pelemahan nilai tukar rupiah dan likuiditas ketat yang berkepanjangan di perbankan menyusul kenaikan suku bunga BI yang tak terduga di April," jelas dia saat dihubungi Kontan, Selasa (24/7)
Andrey juga memproyeksikan fluktuasi IHSG akan tinggi pada masa transisi pemerintah presiden di kuartal III-2024. Namun ada potensi penguatan di kuartal IV-2024 karena peningkatan likuiditas ke negara berkembang.
Sinarmas Sekuritas memproyeksikan pada skenario dasarnya, IHSG berpotensi mencapai level 7.500. Sedangkan untuk skenario bullish dan bearish masing-masing IHSG ada di level 6.600 dan 7.900.
Isfhan Helmy, Head of Institutional Research Sinarmas Indonesia menjelaskan sebenarnya IHSG sudah mencapai level terendahnya. Jika mengeluarkan BREN dalam hitungan, IHSG mencapai 6.250.
Angka itu sudah mencapai target Sinarmas Sekuritas pada skenario bearish. Dengan demikian, Helmy bilang ini saatnya bagi IHSG untuk kembali rebound atau menguat.
"Pemulihan harga saham-saham di BEI tahun ini mungkin tidak akan membuat pertumbuhan IHSG secara tahunan di Desember nanti akan lebih baik dibandingkan 2023," katanya.
Baca Juga: IHSG Melemah 0,11%, Begini Proyeksi Esok Hari (24/7)
Namun Sinarmas Sekuritas melihat ada peluang untuk saham-saham di pasar modal Indonesia bisa mencetak gain lebih dari 10% pada 2025 mendatang, yang mana empat bank besar akan menjadi menjadi pilihan.
Saham Pilihan
Helmy bilang saham-saham bank besar, seperti BBCA, BBRI, BMRI, BBNI bisa menjadi alternatif investasi yang mungkin masuk 50% dari portofolio. Pasalnya, keempatnya ini masih relatif aman.
Saham pilihan Sinarmas Sekuritas jatuh pada BBRI dan BBNI, yang memberikan potensi kenaikan masing-masing 14% dan 17%. Kemudian ada TLKM yang bisa kasih upside 25%, potensi upside ICBP dan AMRT juga bisa dicermati.
Sementara tim riset Mirae Asset Sekuritas masih mempertahankan pandangan positifnya terhadap sektor yang defensif. Adapun saham jagoannya jatuh pada ASII, TLKM, BMRI, BBCA, BBRI, CPIN, MYOR, MAPI dan ACES.
Untuk kuartal III-2024, RHB Sekuritas Indonesia menyukai sektor perbankan, kesehatan dan migas serta trading buy untuk industri batubara. Sektor yang sensitif dengan suku buka diproyeksikan akan unggul, seperti bank, otomotif, semen dan properti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News