kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.115.000   10.000   0,48%
  • USD/IDR 16.454   4,00   0,02%
  • IDX 8.025   67,48   0,85%
  • KOMPAS100 1.124   9,97   0,90%
  • LQ45 815   8,29   1,03%
  • ISSI 276   2,50   0,91%
  • IDX30 424   4,41   1,05%
  • IDXHIDIV20 490   3,80   0,78%
  • IDX80 123   1,15   0,94%
  • IDXV30 134   1,41   1,07%
  • IDXQ30 137   0,82   0,60%

Sektor Ritel Mulai Pulih di 2023, Cermati Saham-Saham Pilihan Analis


Senin, 16 Januari 2023 / 09:37 WIB
Sektor Ritel Mulai Pulih di 2023, Cermati Saham-Saham Pilihan Analis
ILUSTRASI. Warga memilih pakaian yang dijual di pertokoan kawasan Malioboro, DI Yogyakarta, Kamis (21/5/2020). Sektor Ritel Mulai Pulih di 2023, Cermati Saham-Saham Pilihan Analis.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Membaiknya kondisi makroekonomi dan mobilitas masyarakat yang kembali normal menjadi sentimen positif bagi emiten sektor ritel. 

Sebab daya beli masyarakat yang membaik akan mempermudah emiten ritel untuk melakukan monetisasi.

Analis Bahana Sekuritas Jason Chandra mengatakan pada tahun ini, daya beli dan selera konsumen tetap solid, didukung kenaikan upah minimum dan normalisasi inflasi. 

Baca Juga: Valuasinya Murah, Cermati Saham-Saham Properti yang Layak Dikoleksi

"Upah minimum rata-rata nasional dinaikkan sebesar 7,4%, jauh lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya, yakni hanya 0,5% di 2022 dan 1,4% di tahun 2021," ujar Jason.

Pemerintah juga mempertahankan anggaran bantuan sosial yang bisa membuat orang lebih suka berbelanja. 

Pada tahun ini, pemerintah mengerek anggaran bantuan sosial 55% menjadi Rp 479 triliun.

Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya menambahkan, pencabutan PPK sejak akhir Desember 2022 bisa menjadi katalis positif.

Sebab lalu lintas orang ke pusat perbelanjaan menjadi lebih ramai.

Baca Juga: Dibayangi Sentimen Positif dan Negatif, Cek Rekomendasi Analis Sektor Ritel di 2023

Analis BRI Danareksa Sekuritas Eka Savitri menjelaskan, lalu lintas di sejumlah mal di Jakarta pada penghujung 2022 sudah kembali ke level sebelum pandemi.

Akan tetapi, Cheril menggarisbawahi adanya inflasi tinggi yang justru berpotensi menggerus daya beli masyarakat. 

Sementara itu, daya beli masyarakat kelas menengah ke atas diperkirakan lebih tahan terhadap kenaikan inflasi. 

Cheril mengunggulkan emiten ritel yang menyasar kelas menengah atas, dengan berbagai diversifikasi produknya.

Emiten yang dimaksud adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) dan PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES). 

Cheril memperkirakan, kinerja kedua emiten ritel ini masih dapat bertumbuh, meski dibayangi inflasi.

Baca Juga: Genjot Kinerja, Alfamidi (MIDI) Gelar Stock Split 1:10 dan Rights Issue

Eka memprediksi, tahun ini, emiten ritel dalam coverage BNI Danareksa, yaitu MAPI, ACES, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), secara rata-rata akan membukukan pertumbuhan bottom line 1,7% secara tahunan. 

Sementara rata-rata pendapatan perusahaan ritel diperkirakan akan tumbuh 11,6% secara tahunan.

Selain itu, Eka menyebut, emiten ritel akan melakukan penyesuaian average selling price (ASP) secara selektif demi menjaga pertumbuhan penjualan. 

Baca Juga: Genjot Pertumbuhan Kinerja, Alfamart (AMRT) Siapkan Strategi Usaha

Meski begitu dia melihat akan terjadi penurunan margin laba kotor lantaran adanya kenaikan operational expenditure (opex) 12,7% secara tahunan. 

Ini karena diskon tarif sewa menjadi lebih rendah, bahkan tidak ada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×