Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Membaiknya kondisi makroekonomi dan mobilitas masyarakat yang kembali normal menjadi sentimen positif bagi emiten sektor ritel.
Sebab daya beli masyarakat yang membaik akan mempermudah emiten ritel untuk melakukan monetisasi.
Analis Bahana Sekuritas Jason Chandra mengatakan pada tahun ini, daya beli dan selera konsumen tetap solid, didukung kenaikan upah minimum dan normalisasi inflasi.
Baca Juga: Valuasinya Murah, Cermati Saham-Saham Properti yang Layak Dikoleksi
"Upah minimum rata-rata nasional dinaikkan sebesar 7,4%, jauh lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya, yakni hanya 0,5% di 2022 dan 1,4% di tahun 2021," ujar Jason.
Pemerintah juga mempertahankan anggaran bantuan sosial yang bisa membuat orang lebih suka berbelanja.
Pada tahun ini, pemerintah mengerek anggaran bantuan sosial 55% menjadi Rp 479 triliun.
Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya menambahkan, pencabutan PPK sejak akhir Desember 2022 bisa menjadi katalis positif.
Sebab lalu lintas orang ke pusat perbelanjaan menjadi lebih ramai.
Baca Juga: Dibayangi Sentimen Positif dan Negatif, Cek Rekomendasi Analis Sektor Ritel di 2023
Analis BRI Danareksa Sekuritas Eka Savitri menjelaskan, lalu lintas di sejumlah mal di Jakarta pada penghujung 2022 sudah kembali ke level sebelum pandemi.
Akan tetapi, Cheril menggarisbawahi adanya inflasi tinggi yang justru berpotensi menggerus daya beli masyarakat.