kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.095   -25,00   -0,16%
  • IDX 7.108   -49,86   -0,70%
  • KOMPAS100 1.064   -9,05   -0,84%
  • LQ45 834   -8,40   -1,00%
  • ISSI 216   -2,01   -0,92%
  • IDX30 426   -3,80   -0,88%
  • IDXHIDIV20 514   -4,38   -0,84%
  • IDX80 121   -1,10   -0,90%
  • IDXV30 127   -0,23   -0,18%
  • IDXQ30 142   -1,29   -0,90%

Sektor Properti Dihantui Kenaikan Suku Bunga, Intip Rekomendasi Sahamnya


Rabu, 06 Juli 2022 / 16:19 WIB
Sektor Properti Dihantui Kenaikan Suku Bunga, Intip Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Sales menawarkan rumah dalam pameran Indonesia Propety Expo 2019 di Jakarta, Minggu (28/7). Sektor Properti Dihantui Kenaikan Suku Bunga, Intip Prospek dan Rekomendasinya. KONTAN/Baihaki/28/7/2019


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sektor properti sedang diselimuti sentimen negatif dari suku bunga yang berpotensi akan naik. Meski dalam jangka pendek kurang menarik, secara jangka panjang sektor properti bisa dicermati.

Equity Research Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas, Desy Israhyanti mencermati tantangan lain bagi emiten properti masih berasal dari kenaikan harga pangan yang dapat menekan daya beli masyarakat. 

Dia melanjutkan, apalagi kasus Covid-19 yang mulai kembali meningkat juga bisa kembali mengubah perilaku masyarakat dalam mengambil keputusan. 

Namun Desy menilai tingkat pengendalian Covid-19 yang cukup baik dan terkendali akan menjadi peluang bagi para emiten properti ini. Kalau ada peluang ini, para emiten properti bisa memanfaatkan peluang. 

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham XL Axiata (EXCL) yang Berencana Gelar Rights Issue

"Secara jangka pendek kurang menarik, tapi secara jangka menengah hingga panjang ada potensi pemulihan. Perhatikan pula fundamental perusahaan terutama emiten dengan recurring income stabil," kata Desy saat dihubungi Kontan, Senin (4/7). 

Secara terpisah, Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto menjelaskan pada kuartal pertama terjadi peningkatan harga lebih tinggi dari rata-rata. Hal ini menunjukkan ada penyesuaian harga material dan bangunan. 

Dia menilai kalau tidak ada perbaikan, maka akan sulit mencapai target yang dirancang oleh para emiten, yang mana rata-rata optimistis dapat mempertahankan marketing sales setinggi tahun lalu. 

"Pencapaian marketing sales kuartal pertama ini akan menjadi pedoman untuk memproyeksikan pendapatan dimana akan cenderung menurun untuk beberapa waktu mendatang," tutur Pandhu.

Untuk gambaran, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) membukukan pra-penjualan atau marketing sales sebesar Rp 1,31 triliun pada kuartal I. PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) sebesar Rp 615 miliar dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) Rp 1,9 triliun. 

Baca Juga: Saham Nusantara Infrastructure (META) Melompat Tinggi, Begini Rekomendasi Sahamnya

Selanjutnya ada PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) yang marketing sales sebesar Rp 2,47 triliun. Kemudian, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) membukukan pra-penjualan senilai Rp 380 miliar. 

Pandhu menjelaskan secara tren bearish belum ada tanda-tanda mereda, volume transaksi yang relatif minim mengkonfirmasi bahwa sektor ini belum banyak dilirik. 

 



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×