kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sektor otomotif diprediksi stagnan hingga 2015


Kamis, 23 Oktober 2014 / 18:25 WIB
Sektor otomotif diprediksi stagnan hingga 2015
ILUSTRASI. Apakah AC Anda sudah berjamur? Ini tanda-tandanya!


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Sektor otomotif diperkirakan akan stagnan hingga tahun depan. Ketatnya kompetisi membuat produsen otomotif sulit mendulang margin. Hal ini akan berimbas kepada saham-saham sektor otomotif. 

Analis Bahana Securities Leonardo Henry Gavaza mengatakan, penjualan roda empat untuk tahun 2014 dan 2015 mendatang diperkirakan tidak akan bergerak dari angka 1,2 juta per tahun. Sedangkan pertumbuhan penjualan roda dua akan terus menyusut.

Tahun ini, penjualan motor diperkirkan ada di kisaran 8,05 juta unit atau naik 4% dari realisasi penjualan tahun lalu yang sebnyak 7,74 juta unit. Tahun depan, penjulan roda dua diestimasi ada di angka 8,29 juta unit atau naik sekitar 3%. "Saham-saham sektor ini underweight karena kompetisi dan ketatnya likuiditas" ujar Leonardo.

Saat ini, terjadi perang diskon besar-besaran di industri otomotif, khususnya kendaraan roda empat. Hal ini memicu harga jual yang rendah dan berbuntut pada margin yang kian menipis. 

Keadaan ini diperparah dengan kemungkinan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tahun ini dan tahun depan dan menyebabkan inflasi terdongkrak. Alhasil, tingkat suku bunga juga akan makin mahal. 

Seperti diketahui, sektor otomotif merupakan bisnis yang sensitif terhadap suku bunga. Emiten-emiten yang akan terkena imbas dari kondisi ini tentunya PT Astra International Tbk (ASII), PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), dan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS). "Belum saatnya investasi di otomotif," kata Leonardo. 

Namun, Bahana masih merekomendasikan untuk hold saham ASII dan GJTL. Target harga hingga akhir tahun untuk masing-masing emiten tersebut adalah Rp 6.600 per saham dan Rp 1.600 per saham. Sedangkan, untuk saham IMAS, Leo merekomendasikan untuk mengurangi (reduce) eksposur dengan target harga Rp 3.000 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×