Reporter: Grace Olivia | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pertumbuhan sektor manufaktur China sepanjang bulan Juli mengalami perlambatan lebih dari yang diperkirakan. Melambatnya sektor manufaktur merupakan dampak perselisihan perdagangan yang memburuk dengan Amerika Serikat (AS) serta kondisi cuaca yang buruk sehingga membebani aktivitas pabrik.
Indeks Pembelian Manajer (PMI) untuk sektor manufaktur China yang resmi dirilis pada Selasa (31/7), menunjukkan penurunan menjadi 51,2 dari 51,5 pada bulan sebelumnya. Angka yang dicapai masih lebih kecil dari 51,3 dalam jajak pendapat ekonom Reuters.
Ini juga merupakan indeks terendah PMI Manufaktur China sejak Februari, meski masih di atas 50 poin yang merupakan batas antara pertumbuhan dan kontraksi indeks dalam dua tahun terakhir.
Turunnya angka indeks PMI Manufaktur China sejalan dengan kinerja perusahaan-perusahaan yang terkena imbas gesekan perdagangan, juga fenomena hujan dan suhu tinggi sepanjang Juli. Untuk beberapa sektor di China, bulan Juli juga memang kerap menjadi momentum perlmabatan, menurut pejabat Kantor Statistik China Zhao Qinghe, dalam sebuah rilis pernyataan yang dikutip oleh Reuters.
Indeks PMI untuk pesanan ekspor baru China di bulan Juli juga masih menglami kontraksi, namun tidak berubah dari pembacaan sebelumnya yaitu 49.8. Ini memberi harapan bahwa kondisi perdagangan China belum memburuk secara signifikan.
Namun, indeks PMI komposit, yang mencakup aktivitas manufaktur dan jasa China, turun ke 53,6 di bulan Juli, dari 54,4 sebelumnya pada bulan Juni.
Ekonom Capital Senior China Economist Julian Evans-Pritchard mengatakan, kondisi yuan yang lebih lemah saat ini kemungkinan akan membantu eksportir mengatasi imbas tarif pada aktivitas perdagangan, meskipun data yang melemah pada indeks PMI impor mengindikasikan melunaknya permintaan domestik China.
"Data hari ini konsisten dengan pandangan kami bahwa ekonomi China berada di jalur perlambatan yang berlanjut di kuartal ini dan berikutnya, memicu pelonggaran kebijakan tambahan," ujar Julian Evans-Pritchard.
Pertumbuhan output pabrik China di bulan Juni sempat merosot ke posisi terendah dalam empat tahun. Sementara, penjualan ritel sejak awal tahun hingga akhir Juli ini juga mendingin. Ini menjadi indikasi bahwa sektor industri dan konsumen China mulai kehilangan momentum.
Dalam upaya untuk membantu melunakkan pukulan terhadap ekonomi dari perang perdagangan AS dan China, Beijing pun berencana untuk berinvestasi lebih banyak pada proyek infrastruktur dan melonggarkan pinjaman kepada pemerintah lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News