kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Sektor Konsumer Punya Outlook Positif di Tahun Ini, Simak Rekomendasi Sahamnya


Minggu, 16 Oktober 2022 / 13:23 WIB
Sektor Konsumer Punya Outlook Positif di Tahun Ini, Simak Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Rekomendasi saham barang konsumer


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan yang bergerak di sektor barang konsumsi dinilai punya outlook positif hingga akhir tahun ini. Salah satu katalis positif di sektor ini diantaranya turunnya harga sejumlah komoditas.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Pebe Peresia menilai, turunnya harga sejumlah komoditas terutama gandum  dan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) akan berdampak positif terhadap emiten barang konsumsi pokok (consumer staples). Penurunan harga komoditas dapat mengurangi beban produksi sehingga meningkatkan gross profit margin (GPM).

Dari semua emiten consumer yang ada di dalam cakupan analisis Samuel Sekuritas, Pebe menilai PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) akan mendapat keuntungan terbesar dari penurunan harga komoditas.

Hal ini mengingat 40%- 45% cost of goods sold  (CoGS) segmen utama ICBP, yakni mi instan, berasal dari gandum dan minyak goreng,. Sementara sekitar 15% CoGS UNVR berasal dari minyak (minyak mentah dan minyak goreng).

Di sisi lain, Samuel Sekuritas menilai  PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) akan menerima dampak kecil dari penurunan harga komoditas, karena mayoritas bahan baku SIDO berasal dari dalam negeri.

Baca Juga: Begini Prospek Saham Konsumer di Tengah Melonjaknya Tingkat Inflasi

Selain memiliki permintaan yang stabil karena memproduksi kebutuhan primer, beberapa emiten consumer staples dapat mempertahankan marjin keuntungannya di tengah inflasi yang tinggi. Ini karena kemampuan emiten untuk membebankan (pass-on) kenaikan harga bahan baku kepada konsumen dengan cara menaikkan harga produknya.

Pada paruh pertama 2022, Pebe melihat ICBP dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mampu mempertahankan volume penjualannya, meski harga jual produk utamanya dinaikkan masing-masing sebesar 9% dan 4%. Secara historis, ICBP juga merupakan emiten yang paling resiliensi menjaga GPM nya di tengah tekanan inflasi dalam satu dekade terakhir.

“Dengan beberapa katalis yang kami uraikan, kami menilai kinerja positif emiten consumer staples akan berlanjut hingga akhir 2022,” tulis Pebe dalam riset, Kamis (6/10)

Samuel Sekuritas mempertahankan rating overweight untuk sektor consumer staples dan merekomendasikan beli untuk saham ICBP, KLBF, UNVR dan INDF, dengan target harga masing-masing Rp 12.000, Rp 7.150, Rp 2.100, dan Rp 5.500. Sementara, Samuel Sekuritas  merekomendasikan hold untuk saham SIDO dengan target harga Rp 780.

Di antara semua emiten tersebut, Samuel Sekuritas menjadikan ICBP dan KLBF sebagai top picks kami. Keduanya memiliki valuasi yang menarik karena saat ini diperdagangkan di bawah -1SD rata-rata PE 5 tahun terakhir.

 

Selain karena penurunan harga bahan baku, alasan Samuel Sekuritas memilih saham ICBP yakni posisinya sebagai pemimpin pasar dengan pricing power yang kuat, terutama segmen utamanya yakni mi instan, dengan pangsa pasar alias market share lebih dari 70% penjualan nasional. Selain itu, terdapat potensi pertumbuhan penjualan Pinehill dengan target pasar Timur Tengah dan Afrika.

Sementara untuk KLBF, Samuel Sekuritas menilai terdapat beberapa faktor positif yang akan mendorong kinerjanya ke depan. Pertama , peluncuran obat biologis yakni PD1 dan insulin, dengan GPM lebih tinggi dibandingkan obat farmasi.

Kedua, sinergi dengan Sanofi Indonesia yang diperkirakan akan menyumbang pendapatan tambahan sebesar 3%-4% untuk KLBF di 2023 serta kerjasama dengan PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) yang akan mengurangi biaya transportasi KLBF dan mempercepat proses pengiriman di tahun depan.

Rekomendasi : ICBP

  • Pebe Peresia, Analis Samuel Sekuritas Indonesia: buy target harga Rp 12.000
  • Putu Chantika Putri, Analis Ciptadana Sekuritas Asia: buy target harga Rp 11.000
  • Natalia Sutanto, Analis BRI Danareksa Sekuritas: buy target harga Rp 10.100

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×