kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sektor defensif, ini rekomendasi saham F&B


Senin, 04 Desember 2017 / 21:35 WIB
Sektor defensif, ini rekomendasi saham F&B


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, konsumsi rumah tangga periode Juli-September 2017 tumbuh 4,93% year on year (yoy), melambat dibandingkan periode sama tahun lalu. Pertumbuhan komponen restoran dan hotel tetap naik sebesar 5,52% yoy. Meski demikian, tak serta merta pelaku industri restoran terbebas dari isu pelemahan konsumsi.

PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) misalnya, emiten ritel Food & beverage (F&B) ini tak luput dari isu pelemahan konsumsi masyarakat. Direktur MAPB Fetty Kwartati tak menampik bahwa secara umum pertumbuhan ritel tak sekencang tahun lalu.

“Memang dampaknya di makanan dan F&B tak sebesar pada sektor non F&B,” ujar Fetty, Senin.

Ia meyakini adanya shifting dari konsumsi pada produk ritel konvensional, ke konsumsi lain baik berupa travel, belanja online, maupun tren baru lainnya yang sedang digandrungi.

Meski demikian, di kuartal III-2017, MAPB yang membawahi merek Starbucks ini mencatat penjualan sebesar Rp 1,36 triliun, naik 15,46% yoy. “Memang secara revenue kita masih mengalami peningkatan karena adanya pembukaan toko baru. Namun, same store sales growth (SSSG) tidak sekuat tahun lalu,” ungkap Fetty.

Selain MAPB,  emiten restoran lainnya, yakni PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) juga melemah. Pendapatan FAST di kuartal III-2017 turun 7,8% yoy menjadi Rp 1,29 triliun.

Analis Binaartha Parama Sekuritas M. Nafan Aji menilai, sektor perhotelan dan restoran berkaitan erat dengan stabilitas politik dan keamanan. Jika keamanan terjaga, stabilitas makroekonomi juga akan terjaga. “Dengan demikian masyarakat gemar meningkatkan belanja konsumsinya,” tutur Nafan.

Selain itu, menurut Nafan, perubahan kebiasaan serta gaya hidup masyarakat juga dapat menjadi pemantik di sektor F&B. Tentunya, ekspansi dan fundamental masing-masing perusahaan di sektor ini juga menentukan.

Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya melihat, sektor bisnis F&B sebenarnya termasuk dalam sektor bisnis yang defensif. Pasalnya, pelaku industri di sektor ini menawarkan makanan dan minuman yang memang menjadi kebutuhan sehari-hari. “Tidak bisa dibilang akan rebound tinggi, tapi tidak akan turun dalam juga,” jelas Christine, Senin (4/12).

Ke depan, Christine meyakini akan adanya peningkatan penjualan di sektor F&B. Hal ini mengingat adanya optimisme dalam konsumsi masyarakat karena subsidi pemerintah. Ditambah lagi, tahun depan, adalah pra-pemilihan umum, di mana Christine meyakini akan ada pengeluaran ekstra dari masyarakat.

Melihat peluang tersebut, Christine merekomendasikan buy on weakness saham-saham F&B.

Sementara, Nafan melihat price to earning ratio (PER) yang cukup mahal untuk saham MAPB dan FAST. Di kuartal III-2017, PER FAST  sebesar 29,64 kali, dan MAPB sebesar 78,96 kali. “Netral untuk FAST dan MAPB,” saran Nafan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×