Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Kenaikan selanjutnya dicatatkan oleh sektor barang konsumsi dan farmasi dengan rata-rata pertumbuhan laba bersih sebesar 13,3% yoy. Memang, dari 15 emiten yang datanya Kontan.co.id olah, sebanyak 11 emiten menunjukkan kenaikan laba bersih sebesar 1,1% yoy-131,5% yoy. Satu emiten mencatatkan penurunan rugi bersih dan tiga emiten menunjukkan penurunan laba bersih dengan kisaran 41,6% yoy hingga 81,1% yoy.
Kepala Riset MNC Sekuritas Thendra Crisnanda mengatakan, kenaikan pendapatan dan laba bersih yang ditorehkan oleh sektor CPO didorong oleh rata-rata harga jual CPO pada triwulan pertama tahun ini yang tergolong masih baik, yakni di atas RM 2.000 per ton. "Kinerja kuartal I-2020 juga bertumbuh sangat baik karena low base yang mana kinerja kuartal I-2019 itu sangat rendah dibanding dengan periode sama dalam tiga tahun terakhir," tutur Thendra kepada Kontan.co.id, Rabu (20/5).
Sementara itu, pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sektor telekomunikasi ditopang oleh kenaikan pendapatan dari penjualan data internet yang justru meningkat di tengah penerapan kebijakan work from home (WFH) dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kemudian, pendapatan emiten yang bergerak di distribusi produk farmasi dan kesehatan seperti PT Enseval Putra Megatrading Tbk (EPMT) dan PT Duta Intidaya Tbk (DAYA) diuntungkan karena permintaan produk farmasi meningkat akibat Covid-19.
Baca Juga: Masuk era new normal, begini saran racikan investasi pilihan para manajer investasi
Selanjutnya, kredit perbankan pada kuartal I-2020 ini juga masih tumbuh karena pemberlakuan kebijakan bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah baru berlaku efektif pada pertengahan Maret 2020. "Sejauh itu, aktivitas ekonomi sebenarnya masih berjalan normal terutama pada perbankan. Bank baru akan terlihat imbasnya pada kinerja kuartal II-2020," kata dia.
Thendra memprediksi, tren profitabilitas pada kuartal II-2020 rata-rata akan melandai turun akibat pemberlakuan PSBB yang berdampak pada perputaran roda ekonomi. Ia memperkirakan, penurunan keuntungan tersebut akan berkisar antara 10%-30%.
Memang, berdasarkan data yang Kontan.co.id olah, hanya sektor agrikultur, mutifinance dan asuransi, perbankan, telekomunikasi, serta barang konsumsi dan farmasi yang masih mencatatkan rata-rata kenaikan laba bersih pada kuartal I-2020.
Baca Juga: Wabah corona membayangi, simak prediksi IHSG hingga akhir tahun ini
Meskipun begitu, menurut Thendra, laba emiten sektor agrikultur masih dapat bertumbuh lebih baik dibandingkan kuartal II tahun lalu selama harga CPO berada di atas RM 2.000 per ton. "Akan tetapi, memang dapat diperhatikan laba emiten CPO juga sangat dipengaruhi musim. Hal ini bisa menyebabkan fluktuasi penurunan earning pada kuartal kedua 2020 dan kuartal ketiga 2020 yang juga dipengaruhi oleh penurunan permintaan karena Covid-19," ucap dia.
Thendra membuat pengecualian untuk emiten operator telekomunikasi dan menara telekomunikasi. Ia meyakini, pertumbuhan positif pada sektor tersebut dapat berlanjut hingga akhir 2020 yang didorong oleh penjualan data internet yang meningkat signifikan di tengah pandemi corona.
Baca Juga: Siap-siap kantor dan tempat kerja dibuka lagi, ini panduan kerja dari Menkes
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News