kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   -1.000   -0,07%
  • USD/IDR 15.935   10,00   0,06%
  • IDX 7.327   130,75   1,82%
  • KOMPAS100 1.120   21,42   1,95%
  • LQ45 884   14,25   1,64%
  • ISSI 223   3,07   1,39%
  • IDX30 452   7,34   1,65%
  • IDXHIDIV20 542   7,51   1,40%
  • IDX80 128   2,15   1,70%
  • IDXV30 131   2,15   1,67%
  • IDXQ30 150   2,26   1,53%

Sejumlah Mata Uang Ini Dinilai Layak Diperhatikan, Saat Mata Uang Asia Tertekan


Rabu, 04 Desember 2024 / 21:17 WIB
Sejumlah Mata Uang Ini Dinilai Layak Diperhatikan, Saat Mata Uang Asia Tertekan
ILUSTRASI. Mata uang dunia. Sumber foto : boc.cn


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas mata uang Asia masih berada dalam tekanan dolar Amerika Serikat (AS). Meski begitu, sejumlah mata ini mampu menjaga ketahannya dan mengungguli 'the greenback'.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menyebutkan, ancaman Presiden Terpilih AS Donald Trump untuk mengenakan tarif pada negara-negara BRICS telah memberikan tekanan yang signifikan pada mata uang Asia.

Pengumuman tersebut telah menciptakan ketidakpastian di pasar, yang menyebabkan peningkatan volatilitas dan penghindaran risiko.

Baca Juga: Ketidakpastian Bayangi Pasar, Rupiah Diproyeksi Berbalik Melemah pada Kamis (5/12)

Negara-negara yang sangat bergantung pada ekspor ke AS, seperti Tiongkok, Korea Selatan, dan Thailand, sangat terpengaruh. Potensi tarif dapat mengganggu arus perdagangan dan berdampak negatif pada perekonomian mereka.

"Investor cenderung beralih ke aset safe haven seperti dolar AS selama masa-masa seperti itu, yang memberikan tekanan pada mata uang Asia," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (4/12).

Sentimen negatif terhadap pasar berkembang telah meningkat, yang menyebabkan arus keluar modal dari ekonomi Asia. Hal ini semakin melemahkan mata uang mereka terhadap Dolar AS.

Meski begitu, JPY dan THB mampu mengungguli USD dalam sepekan terakhir. Berdasarkan Trading Economics, pairing USDJPY melemah 0,08% dan USDTHB turun 0,52% dalam sepekan per Rabu (4/12) pukul 19.27 WIB.

Baca Juga: Rupiah Menguat Tipis Jelang Pidato Powell, Rabu (4/12), Simak Proyeksi untuk Besok

Sutopo melihat, lemahnya imbal hasil obligasi AS yang sedang berlangsung telah mengurangi perbedaan imbal hasil antara utang AS dan Jepang, sehingga membuat Yen lebih menarik.

Lalu, sikap agresif bank sentral Jepang (BoJ) baru-baru ini, termasuk prospek menaikkan suku bunga Desember ini telah mendukung Yen.

"Meningkatnya permintaan aset safe-haven di tengah ketidakpastian ekonomi global telah mendorong Yen," sebutnya.

Untuk Baht, indikator ekonomi positif dari Thailand seperti pertumbuhan PDB yang kuat dan perbaikan neraca perdagangan, telah mendukung mata uang tersebut. Kemudian, pemulihan sektor pariwisata, dan meningkatnya keyakinan investor terhadap stabilitas ekonomi Thailand telah mendorong permintaan terhadap Baht.

Baca Juga: Kewajiban Neto Posisi Investasi Internasional RI Meningkat pada Kuartal III-2024

Sentimen-sentimen tersebut juga diperkirakan berlanjut sehingga mendukung kedua mata uang tersebut.

Selain JPY dan THB, Sutopo juga menilai SGD layak diperhatikan. Sebab, Dolar Singapura dikenal dengan stabilitasnya dan volatilitasnya yang rendah.

"Kebijakan moneter yang hati-hati dari Otoritas Moneter Singapura (MAS) dan infrastruktur keuangan negara yang kuat mendukung SGD yang kuat," sebutnya.

Lalu, Won Korea Selatan diperkirakan berkinerja baik, didorong oleh ekonomi berorientasi ekspor Korea Selatan yang kuat. "Kebijakan moneter yang baik dari Bank of Korea (BoK) dan intervensi di pasar valuta asing juga mendukung," tutup Sutopo.

Selanjutnya: PropVaganza 2024 by Rumah123 Berlanjut ke Central Park

Menarik Dibaca: Hadirkan Ekosistem Hunian Sewa Komprehensif, Ini Deretan Produk Hunian dari Rukita

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×