kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,10   -7,25   -0.78%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah Emiten Terdampak Pelemahan Rupiah, Saham Ini Masih Bisa Dilirik


Senin, 04 Juli 2022 / 07:45 WIB
Sejumlah Emiten Terdampak Pelemahan Rupiah, Saham Ini Masih Bisa Dilirik


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah loyo sepanjang pekan lalu. Di pasar spot, kurs rupiah melemah 0,63%. Sementara di kurs JISDOR, dalam sepekan rupiah turun sebesar 0,74%.

Analis fundamental Kanaka Hita Solvera (KHS) Raditya Pradana menilai dolar Amerika Serikat (AS) masih kuat selama The Fed masih menaikkan suku bunga. Pasalnya investor lebih memilih hold dolar AS ketimbang instrumen investasi berisiko lainnya.

Nah, dia menyebut beberapa emiten akan terdampak oleh pelemahan rupiah yang terjadi. Misalnya emiten-emiten yang mempunyai utang jumbo dalam denominasi dolar AS. 

"Apabila utang tersebut dibayarkan dengan metode floating, pastinya akan menjadi beban emiten lantaran mengikuti kenaikan suku bunga saat ini," jelasnya, Kamis (30/6).

Baca Juga: Kinerja Sejumlah Emiten Ini Dibayangi Fluktuasi Rupiah, Simak Rekomendasi Sahamnya

Tapi kalau utang emiten menggunakan metode fixed atau sudah kontrak sebelumnya, maka kenaikan dolar dinilainya tidak akan menjadi masalah. 

Beberapa emiten yang memiliki porsi utang dalam dolar AS seperti PT Modernland Realty Tbk (MDLN), ada PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), dan PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN).

Kemudian, ada emiten produsen ban PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), emiten konsumer PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Selain itu, menurutnya emiten PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dan PT MNC Investama Tbk (BHIT) juga memiliki porsi utang jumbo dalam USD.

Hanya aja, ia melihat untuk saat ini besaran utang terebut belum berbahaya bagi masing-masing emiten.

Baca Juga: Saham-saham Big Cap Ini Banyak Dilepas Asing dalam Sepekan, Ini Rekomendasi Sahamnya

Seharusnya, sambung Radit, emiten-emiten tersebut melakukan hedging untuk mengatasi porsi utang dalam dolar AS. Namun apabila tidak dilakukan, mau tidak mau maka emiten harus meningkatkan kinerjanya.

Meski begitu, Radit menilai saham ICBP masih menarik untuk dicermati. Alasannya, sektor konsumer sedang mengalami pemulihan, dan inflasi tinggi. Dimana produk-produk ICBP termasuk ke dalam kebutuhan primer masyarakat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×