Reporter: Yuliana Hema | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten telah menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk mengembangkan bisnisnya di 2023 mendatang.
Ambil comtoh, emiten produsen cat dekoratif, PT Avia Avian Tbk (AVIA) yang mengalokasikan capex sebesar Rp 750 miliar selama tiga tahun ke depan sebagai modal pembangunan pabrik baru.
Head of Investor Relation Avia Avian Andreas Timothy Hadikrisno menyebutkan, Avia Avian punya rencana untuk membangun pabrik di Cirebon, Jawa Barat dengan total kapasitas sebesar 225.000 metrik ton.
"Untuk saat ini masih diusahakan perizinannya ke pihak pemerintah pusat. Apabila sesuai dengan rencana, maka pabrik Cirebon akan beroperasi di 2025," jelas Andreas kepada Kontan.
Baca Juga: Incar Pertumbuhan Bisnis 15%, Ini Rencana Nusa Konstruksi Enjiniring (DGIK) di 2023
Dari sektor menara telekomunikasi, PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) menyiapkan belanja modal sebesar Rp 350 miliar sampai dengan Rp 500 miliar.
Direktur Utama Bali Towerindo Sentra Jap Owen Ronadhi bilang dana capex itu akan berasal dari penerbitan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Bali Towerindo Sentra Tahap I Tahun 2022 dan sebagian dari EBITDA dan arus kas.
"Kebutuhan akan internet semakin luas dan semakin dibutuhkan sehingga perseroan akan mengembangkan fiber to home di 2023 mendatang," tutur Jap Owen.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian menilai, emiten dari sektor perbankan, konsumer, energi dan industri masih akan positif dan bisa menggeber ekspansif pada 2023 mendatang.
Menurutnya, sektor perbankan akan ditopang potensi kenaikan margin bunga bersih dan pertumbuhan kredit yang masih akan solid. Sementara, konsumer bakal didorong dari pertumbuhan ekonomi.
"Serta tren penurunan komoditas pangan yang berpotensi membuat margin sektor konsumer jadi lebih menarik," lanjut Fajar.
Dari sektor energi memang masih akan sedikit tertekan, tapi masih berada di level yang tinggi sehingga bisa positif. Apalagi kalau emitennya punya cadangan kas yang besar.
Sementara dari sektor industri diperkirakan akan diuntungkan dari proses hilirisasi sektor industri yang sedang terjadi dan tren pelemahan harga energi dapat menopang kinerja keuangan dari sisi bottom line.
"Namun tantangan di sektor industri masih cukup kuat, seperti perlambatan ekonomi global," jelas dia.
Baca Juga: Pabrik Baru Samator Indo Gas (AGII) di KIT Batang Akan Selesai Tahun 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News