kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah Emiten Otomotif Ini Raih Kinerja Apik pada Semester 1-2022


Selasa, 02 Agustus 2022 / 14:42 WIB
Sejumlah Emiten Otomotif Ini Raih Kinerja Apik pada Semester 1-2022
ILUSTRASI. Pengunjung melihat desain eksterior mobil listrik yang futuristik produksi Wuling Motors pada acara pre-launch Wuling EV bertajuk 'Electrify Your World' di Jakarta, Minggu (5/6/2022). Sejumlah Emiten Otomotif Ini Raih Kinerja Apik pada Semester 1-2022.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sejumlah emiten otomotif berhasil mencetak kinerja yang menggembirakan sepanjang semester pertama 2022. Pertama ada PT Astra International Tbk (ASII) yang memperoleh pendapatan bersih Rp 143,69 triliun pada semester pertama tahun ini.

Nilai tersebut meningkat 33,80% dari pendapatan senilai Rp 107,39 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sejalan dengan itu, ASII berhasil meraih laba bersih senilai Rp 18,17 triliun atau melonjak 105,77% dari periode yang sama tahun lalu Rp 8,83 triliun.

Laba bersih divisi otomotif Grup meningkat 29% menjadi Rp 4,3 triliun, mencerminkan volume penjualan yang lebih tinggi. Penjualan mobil Astra naik 23% menjadi 259.000 unit, dengan pangsa pasar meningkat dari 53% menjadi 54%. Pada semester pertama tahun 2022, ASII telah diluncurkan 18 model baru dan 10 model revamped.

Kedua, emiten otomotif grup Salim PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) membukukan pendapatan senilai Rp 11,79 triliun, atau meningkat 23,84% dari periode yang sama tahun lalu Rp 9,52 triliun.

Adapun laba bersih tercatat sebesar Rp 172,09 miliar atau melonjak hingga 484% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 29,46 miliar.

Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham dari Sejumlah Analis yang Menarik Dilirik Hari ini (2/8)

Selanjutnya ada PT Tunas Ridean Tbk (TURI) yang meraih pendapatan bersih Rp 7,37 triliun atau tumbuh 31,37% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 5,61 triliun. Dari sisi bottom line, TURI meraih laba bersih sebesar Rp 457,65 miliar pada semester pertama tahun ini atau mengembang hingga 113,72% dari periode yang sama tahun sebelumya Rp 214,13 miliar.

Analis Investindo Nusantara Sekuritas, Pandhu Dewanto, mengungkapkan, kinerja apik emiten otomotif tersebut didukung oleh pemulihan ekonomi dan kebijakan insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) sejak tahun lalu.

Mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sepanjang semester pertama ini, penjualan mobil mencapai 465,000 unit naik sekitar 20% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Pandhu melihat konsumen memanfaatkan peluang untuk membeli kendaraan baru-baru ini sebelum masa insentif PPnBM berakhir nanti.

Selain itu, proyeksi tingkat suku bunga yang berpotensi naik juga menjadi pertimbangan konsumen untuk mempercepat pembelian kendaraan lantaran dapat mengerek harga semakin tidak terjangkau di masa mendatang.

Baca Juga: Astra (ASII) Menyerap Belanja Modal Rp 7,6 Triliun Hingga Semester I 2022

Untuk tahun 2022 secara penuh, Gaikindo memperkirakan pertumbuhan akan lebih lambat dibandingkan dengan paruh pertama tahun ini, dimana ditargetkan penjualan mobil akan mencapai 900.000 unit pada tahun 2022. Sedangkan hingga Juli 2022, sudah mencapai sekitar 465.000 unit.

"Berakhirnya insentif dan kenaikan suku bunga diperkirakan dapat membuat pertumbuhan melambat terutama pada akhir tahun ini," papar Pandhu pada Kontan, Selasa (2/8).

Di lain sisi, sentimen lain untuk sektor otomotif adalah harga bahan baku yang diperkirakan akan berangsur turun ke level normal, sehingga diharapkan dapat memperbaiki profit margin para emiten otomotif dan terkait.

Pandhu menilai saham ASII masih menjadi top pick untuk sektor otomotif, dengan alasan emiten ini masih menjadi market leader di industri ini dan memiliki diversifikasi bisnis yang luas.

Baca Juga: Penjualan Mobil Daihatsu Tumbuh 35% Sepanjang Semester I-2022

Menurutnya, diversifikasi ini juga membuat kinerja keuangan ASII relatif lebih stabil ketimbang para pesaing. Bahkan, pada kuartal kedua lalu segmen alat berat dan pertambangan justru memberikan kontribusi laba yang terbesar, jauh lebih besar dari segmen otomotif.

Hal tersebut membuat ASII membukukan pertumbuhan kinerja yang lebih baik. Ke depannya, Pandhu memprediksi ASII dapat mempertahankan kinerja yang kuat pada paruh kedua ini, mengingat harga komoditas yang masih tinggi akan menjadi salah satu katalis positifnya.

Selain itu, secara valuasi saham ASII juga relatif menarik dimana saat ini diperdagangkan pada level PER sekitar 7,2 kali dan PBV 1,1 kali. lebih rendah jika dibandingkan rata-rata 5 tahun terakhir pada PE sekitar 13,6 kali dan PBV 1,86 kali.

Untuk 12 bulan ke depan, Pandhu memasang target harga ASII dapat mencapai Rp 8.100, masih ada potensial upside sekitar 25% sehingga masih cukup menarik untuk dikoleksi pada level harga saat ini. Per pukul 14.15 perdagangan Selasa (2/8) harga ASII turun ke 2,70% ke level Rp 6.325 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×