Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 18 triliun hingga Rp 20 triliun pada tahun 2022.
Head of Investor Relations Astra International Tira Ardianti mengatakan, ASII telah membelanjakan sekitar Rp 7,6 triliun belanja modal pada semester pertama 2022.
"Utamanya kami gunakan untuk pengadaan alat berat PT Pamapersada Nusantara (Pama), renovasi, pengembangan diler otomotif, investasi digital dan lainnya," ujar Tira kepada Kontan.co.id, Senin (1/8).
Baca Juga: Saham Kapitalisasi Jumbo Bergerak Dinamis, Intip Rekomendasi yang Menarik Dikoleksi
Pada paruh kedua tahun ini, Tira menyebut sebagian besar belanja modal akan dialokasikan untuk belanja modal rutin dan juga rencana investasi ASII ke depan. Tapi, Tira belum dapat menyampaikan detailnya.
Astra International meraup pendapatan bersih Rp 143,69 triliun pada semester pertama tahun ini. Nilai tersebut meningkat 33,80% dari pendapatan senilai Rp 107,39 triliun periode yang sama tahun sebelumnya. Sejalan dengan itu, ASII berhasil meraih laba bersih senilai Rp 18,17 triliun atau melonjak 105,77% dari periode yang sama tahun lalu Rp 8,83 triliun.
Laba bersih divisi otomotif Grup meningkat 29% menjadi Rp 4,3 triliun, mencerminkan volume penjualan yang lebih tinggi. Penjualan mobil Astra naik 23% menjadi 259.000 unit, dengan pangsa pasar meningkat dari 53% menjadi 54%. Pada semester pertama tahun 2022 telah diluncurkan 18 model baru dan 10 model revamped.
Baca Juga: Astra International (ASII)-Toyota Buat Usaha Patungan Penyewaan Kendaraan Komersial
Tira menjelaskan, selama ini insentif pajak penjualan barang mewah (PPnBM) merupakan salah satu faktor yang membantu pertumbuhan penjualan kendaraan empat roda di dalam negeri. Namun demikian, insentif PPnBM pada tahun ini hanya berlaku pada segmen yang terbatas, yaitu kendaraan dengan harga di bawah Rp 250 juta, berbeda dengan tahun lalu dimana implementasi insentif PPnBM berlaku pada segmen kendaraan yang lebih luas.
Dia menambahkan, pertumbuhan penjualan otomotif pada tahun ini juga sangat terpengaruh dengan perbaikan ekonomi, akibat relaksasi kebijakan pengetatan mobilitas pandemi.
"Meskipun insentif akan segera berakhir tahun ini, Kami pada prinsipnya senantiasa berupaya memberikan yang terbaik bagi pelanggan. Kami akan terus menawarkan produk-produk yang menarik bagi pelanggan dengan harga yang kompetitif," terang Tira.
Melihat pencapaian semester pertama tahun ini, Tira meyakini penjualan otomotif nasional dapat berada pada kisaran 900.000-960.000 unit, tergantung dengan situasi ekonomi dan pandemi hingga akhir tahun nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News