Reporter: Aloysius Brama | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa perusahaan yang melantai di bursa (emiten) dikabarkan akan melakukan aksi korporasi untuk menggalang dana melalui instrumen penerbitan surat hutang atau obligasi. Setidaknya berdasarkan pipeline Bursa Efek Indonesia yang diterima oleh Kontan, ada sembilan emiten yang berencana menghimpun dana dengan menerbitkan obligasi dan sukuk pada tahun ini.
Emiten-emiten yang sudah masuk dalam pipeline tersebut datang dari berbagai lini mulai dari properti, infrastruktur, konstruksi, dan perbankan. Kesembilan emiten tersebut adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT, anggota indeks Kompas100), PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP, anggota indeks Kompas100), PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN, anggota indeks Kompas100) dan PT Bank QNB Indonesia Tbk (BQNB).
Lalu ada juga PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA, anggota indeks Kompas100), PT Tridomain Performance Materials Tbk (TDPM), PT Bank Victoria International Tbk (BVIC), PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) dan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA).
Nilai obligasi yang akan diterbitkan pun bervariasi. Mulai dari Rp 2 triliun hingga Rp 100 miliar. Meski begitu hingga berita ini ditulis, baru dua obligasi emiten saja yang statusnya sudah resmi ditandatangani dan mencapai kontrak.
Kedua obligasi emiten tersebut yaitu obligasi Bank Danamon dengan nilai emisi Rp 2 Triliun dan J Resources Asia Pasifik dengan nilai emisi Rp 500 miliar.
Di antara beberapa perusahaan tersebut, WSBP dipastikan akan merilis surat hutang pada bulan Juni 2019 nanti. Hal ini sudah dikonfirmasi kepada perusahaan meski pada pipeline tersebut status obligasi WSBP sendiri masih dinyatakan dalam proses.
Sejak resmi melantai di bursa pada tahun 2016 ,WSBP sendiri disebut sudah lama tidak memasuki pasar modal untuk meraih pendanaan. Hingga akhirnya pada bulan Juni nanti, perusahaan itu disebut sedang menyiapkan obligasi.
“Kita akan rilis sebesar Rp 500 miliar dengan tenor tiga tahun yang akan diterbitkan dalam satu seri saja,” kata Sekretaris Perusahaan WSBP Ratna Ningrum kepada Kontan.co.id, (8/5).
Ratna, mengatakan perusahaan lebih memilih obligasi untuk menghimpun dana lantaran sifatnya yang lebih sesuai dengan kebutuhan perusahaan. “Waktu obligasi lebih panjang sehingga lebih pas untuk kebutuhan investasi jangka menengah hingga jangka panjang perusahaan,” kata Ratna.
Obligasi tersebut nantinya akan digunakan sebagai dana belanja modal (capital expenditure) senilai Rp 922 miliar serta modal kerja bagi perusahaan. Pada pemberitaan Kontan sebelumnya, sebesar Rp 100 miliar dari capex tersebut akan digunakan untuk membangun pabrik baja di Kalimantan Timur.
Meski begitu selain menerbitkan obligasi, perusahaan juga akan mencoba meraih pendanaan dari pihak perbankan. Bagi WSBP, bunga yang ditawarkan oleh bank sendiri relatif tidak terlalu tinggi mengingat interest coverage ratio perusahaan sebesar 11,32% sepanjang kuartal I tahun 2019.
Sepanjang tahun 2019 ini, anak perusahaan Waskita Karya itu sendiri akan merilis obligasi senilai Rp 2 triliun. Rencananya setelah merilis obligasi pada bulan Juni nanti, ke depan perusahaan akan kembali merilis obligasi pada kuartal 3 nanti. “Sampai saat ini masih kita bahas. Belum diputuskan akan dirilis dalam berapa seri dan memiliki tenor berapa lama,” kata Ratna.
Sedangkan SSIA dan PJAA enggan merinci mengenai rencana perusahaan untuk menerbitkan emisi berupa obligasi tersebut. Corporate Secretary PJAA Agung Prapono misalnya mengaku hingga saat ini pihaknya masih mencari pendanaan yang paling efisien.
"Kita masih melihat cost of fund dan interest mana yang tidak membebani perusahaan," tandasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (8/5). Bila mengacu pada pipeline BEI, maka perusahaan pengembang itu akan menerbitkan obligasi senilai Rp 350 miliar.
Sementara itu Head of Investor Relations SSIA Erlin Budiman mengatakan bahwa perusahaannya akan segera mengeluarkan pernyataan ketika penerbitan obligasi tersebut dirilis. Erlin enggan merinci lebih lanjut mengenai hal tersebut.
"Yang jelas penerbitan obligasi itu akan digunakan untuk refinancing existing perusahaan," jelas Erlin, Rabu (8/5). Bila terealisasi sesuai pipeline BEI, maka SSIA sendiri akan menerbitkan obligasi senilai Rp 300 miliar.
Selain yang sudah masuk dalam daftar pipeline BEI, ada beberapa emiten lain juga sudah menyatakan akan menerbitkan surat utang. Satu diantaranya ialah Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR, anggota indeks Kompas100).
Sebelumnya, pada April 2019 lalu perusahaan pengelola jalan tol milik negara ini baru saja meluncurkan Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Infrastruktur (KIK-Dinfra) bersama bank plat merah, Bank Mandiri (BBMI). Produk tersebut merupakan salah satu instrumen pembiayaan yang coba dihimpun oleh perusahaan.
Setelah menerbitkan KIK-Dinfra, dalam pemberitaan Kontan beberapa waktu lalu, perusahaan berencana akan menerbitkan dua obligasi baru yaitu step up coupon bond dan zero coupon bond. Nilai obligasi itu sendiri diperkirakan akan dirilis dalam rentang Rp 1 triliun hingga Rp 2 triliun.
Sekretaris Perusahaan JSMR Agus Setiawan mengatakan penerbitan obligasi itu sejalan dengan kebutuhan pendanaan perusahaan. “Sehingga tetap menjaga batasan-batasan rasio keuangan Jasa Marga agar tetap dalam keadaan baik,” kata Agus kepada Kontan.co.id, Rabu (8/5).
Agus sendiri belum mau menyebutkan kapan obligasi itu akan dirilis. Namun yang jelas, dana dari penerbitan surat hutang itu akan digunakan untuk membiayai dan menyelesaikan pembangunan jalan tol Jasa Marga.
Berikut adalah pipeline BEI mengenai perusahaan yang akan menerbitkan obligasi pada tahun ini:
PT Waskita Karya (Persero) Tbk: Rp 1,8 Triliun
PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP): Rp 500 Miliar
PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN): Rp 2 Triliun
PT Bank QNB Indonesia Tbk (BQNB): Rp 200 Miliar
PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA): Rp 300 Miliar
PT Tridomain Performance Materials Tbk (TDPM): Rp 400 Miliar
PT Bank Victoria International Tbk (BVIC): Rp 100 Miliar
PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB): Rp 500 Miliar
PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA): Rp 350 Miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News