Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masa pergantian tahun yang diiringi dengan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023/2024, menjadi momentum bagi sejumlah emiten mendongkrak kinerja bisnisnya. Emiten yang bergelut di bisnis pariwisata, transportasi, jalan tol, dan ritel berpeluang mendulang berkah dari Nataru.
Corporate Secretary PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) AB Sadewa mengungkapkan, Grup Panorama melihat peluang pertumbuhan di segmen wisata asing yang datang ke Indonesia (inbound). Maupun sebaliknya, segmen wisatawan yang pergi keluar negeri (outbound).
Periode Nataru tahun ini menjadi momentum bagi PANR memacu mesin bisnisnya, sehingga bisa mencapai pertumbuhan 80% pada segmen outbound dibandingkan masa sebelum pandemi covid-19 (2019). Sadewa menyampaikan, permintaan terbesar ada di destinasi menuju Jepang, Korea Selatan, Eropa, Turki dan Asia Tenggara.
"Untuk pilar outbound atau domestik sendiri, kami mengalami peningkatan karena masyarakat Indonesia memanfaatkan momentum libur Nataru ini sebagai kesempatan bagi mereka untuk pergi berwisata," kata Sadewa saat dihubungi Kontan.co.id, Jum'at (22/12).
Baca Juga: Anjlok Akibat Dampak Seruan Boikot Israel, Ini Rekomendasi Saham MAP Boga (MAPB)
Nataru juga menjadi momentum menggenjot bisnis inbound. Untuk segmen ini, PANR mengejar pertumbuhan 60% dibandingkan 2019. PANR menangkap peluang permintaan dari pasar wisatawan Eropa Timur menuju Thailand, dimana Grup Panorama juga melakukan aktivitas bisnis sebagai destination management company.
"Selain itu permintaan dari source market Afrika Selatan ke Indonesia juga terbilang tinggi di periode libur Nataru ini," imbuh Sadewa.
Dari bisnis ritel, Sekretaris Perusahaan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) Amelia Allen mengatakan periode kuartal IV umumnya membawa tren positif bagi industri ritel, terdorong oleh konsumsi saat masa liburan sekolah dan Nataru.
"Tren tersebut diharapkan mendorong kinerja perusahaan ritel, termasuk Erajaya Group mengingat saat ini kami memiliki bisnis portofolio yang beragam," kata Amelia.
Sebagai tambahan daya tarik untuk konsumen, emiten ritel getol menggelar program promosi akhir tahun, seperti yang dilakukan oleh ERAA dan PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES). Head of Corporate Communications ACES Melinda Pudjo mengatakan pihaknya juga menjalankan strategi creative marketing untuk mengoptimalkan pendapatan dalam momentum ini.
"Keyakinan ACES terhadap peningkatan kinerja akhir tahun juga didukung dengan respons yang tanggap terhadap tren industri, kondisi dan pertumbuhan ekonomi yang baik, serta berbagai inovasi yang telah dilakukan," kata Melinda.
Di samping bisnis pariwisata dan ritel, momentum Nataru juga menjadi berkah bagi emiten pariwisata, khususnya jalan tol. Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) Lisye Octaviana menyampaikan potensi pertumbuhan lalu lintas tol pada masa Nataru.
Baca Juga: Harga Komoditas Tertekan, Cermati Target Kinerja Emiten Jasa Tambang Batubara di 2024
JSMR memprediksi jumlah kendaraan keluar wilayah Jabotabek pada H-7 Natal 2023 sampai H+3 Tahun Baru 2024 atau periode 18
Desember 2023 - 4 Januari 2024 mencapai 2,88 juta kendaraan, naik 14,2% dibandingkan volume lalu lintas normal. Sedangkan kendaraan masuk wilayah Jabotabek pada periode yang sama diprediksi mencapai 2,89 juta kendaraan, naik 14,1%.
Rekomendasi Saham
Secara bisnis, Junior Research Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas Arinda Izzaty Hafiya melihat momentum Nataru sebagai peluang bagi emiten pariwisata, hotel, transportasi, dan ritel untuk mengerek pendapatan.
"Daya konsumsi rumah tangga juga berpotensi tumbuh signifikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya," kata Arinda.
Senior Equity Analyst Phillip Sekuritas Indonesia, Helen, menambahkan bahwa peningkatan mobilitas akan turut mendongkrak perputaran dana di tengah masyarakat. Dengan kenaikan konsumsi, Helen menilai situasi ini menambah daya tarik bagi saham-saham di sektor consumer, terutama ritel.
Hanya saja, Research Analyst Reliance Sekuritas Ayu Dian mengingatkan katalis positif Nataru terhadap pergerakan saham hanya jangka pendek saja. Apalagi dalam kecenderungan saat ini, pelaku pasar tampak sudah mengantisipasi, sehingga dampak terhadap kenaikan saham tidak begitu signifikan.
Pengamat pasar modal & Founder WH-Project William Hartanto sepakat, momen Nataru secara umum tetap membawa sentimen positif. Tapi, perlu dicermati pada periode akhir tahun seperti saat ini biasanya sebagian pelaku pasar akan melakukan profit taking dan transaksi mulai sepi.
Meski begitu, momen ini masih layak dimanfaatkan untuk koleksi saham-saham ritel seperti ACES, ERAA dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS). Emiten di bisnis transportasi PT Adi Sarana Armada Tk (ASSA) emiten properti yang punya bisnis komersial seperti PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), serta buy untuk saham JSMR.
Helen menjagokan saham emiten ritel ACES, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI). Ayu turut merekomendasikan MAPI, untuk target harga Rp 1.950. Selain itu, Ayu menyodorkan saham PT Blue Bird Tbk (BIRD) dengan target harga di Rp 1.920 per saham.
Sedangkan Arinda melirik saham BIRD, SMRA, MAPI, JSMR, ERAA, PT Weha Transportasi Indonesia Tbk (WEHA), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), dan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News