Reporter: Kenia Intan | Editor: Handoyo .
Di tengah pemulihan ekonomi yang mulai berdampak pada kinerja beberapa emiten, masih terdapat beberapa emiten yang mencetak kinerja lesu, Misalnya, emiten-emiten rokok dan UNVR.
Kinerja emiten rokok GGRM dan HMSP memang mencetak peningkatan pejualan, akan tetapi laba bersihnya cenderung menurun masing-masing 26,79% yoy dan 19,63% yoy. Sementara untuk UNVR, pendapatan dan laba bersihnya kompak melorot. Pendapatannya menurun 7,48% yoy, laba bersihnya terkikis 19,48% yoy.
Terhadap kedua emiten itu, Ivan melihat kinerjanya perlu diwaspadai. Emiten rokok masih perlu dicermati karena adanya kenaikan bea cukai rokok, sementara UNVR perlu mewaspadai terhadap karena harga komoditas Crude Palm Oil (CPO) yang terus meningkat. "Sehingga ini akan menjadi sentimen negatif bagi kedua emiten konsumsi tersebut," imbuhnya.
Sukarno menambahkan, pelemahan daya beli masyarakat akibat pendemi membuat kinerja emiten-emiten itu lesu. Ditambah adanya kenaikan harga pokok penjualan yang menekan margin profitnya.
Punya peluang lebih baik
Untuk tahun depan, Ivan mengungkapkan emiten-emiten dalam indeks LQ45 berpotensi mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangannya yang lebih baik. Ini mungkin terjadi apabila pandemi Covid-19 dapat terkendali, sehingga roda perekonomian dapat berputar lebih cepat.
Emiten yang berpotensi menguat kembali adalah emiten poultry dan emiten pertambangan. Jika pemulihan ekonomi terus membaik, maka kinerja keuangan bagi emiten-emiten tersebut berpeluang akan berlanjut.
Sementara dilihat pergerakan sahamnya, saham-saham barang konsumen saat ini cenderung lebih menarik. Adapun saham-saham yang bisa dicermati hingga tahun depan adalah UNVR, ICBP, dan INDF. Saham-saham itu memiliki valuasi harga saham yang masih relatif murah. Sehingga saat ini bisa menjadi suatu momentum bagi investor untuk membeli dan menginvestasikan sahamnya di harga yang relatif murah. Untuk target sahamnya, UNVR berada di level 5.400 - 6.000, ICBP target di level 9.900 - 10.600, dan INDF target di level 7.000 - 7.400.
Senada, Sukarno mencermati, saham-saham seperti GGRM, HMSP, dan UNVR masih memiliki prospek menarik ke depan. Mengingat sejauh ini penurunan ketiga saham itu sudah cukup dalam, sehingga valuasinya cenderung lebih murah. Akan tetapi, ia tetap menyarankan untuk wait and see terlebih dahulu sambil memperhatikan informasi terbarunya. Di samping itu, investor juga bisa mencermati pergerakan asing terhadap saham-saham tersebut.
Beberapa saham lain yang bisa diamati adalah BBNI, BBTN, SMGR, INTP, JSMR, TLKM, TBIG, AKRA, MEDC, ADRO, PTBA, WIKA, PTPP, dan ASII.
"Mayoritas saham secara valuasi sudah undervalue dan memiliki potensi tercipta kembali pertumbuhan pendapatan seiring pemulihan ekonomi," imbuh sukarno. Adapun potensi kenaikan saham-saham tersebut bisa mencapai 10%-20%.
Selanjutnya: IHSG melemah di pekan terakhir Oktober akibat profit taking
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News