Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
"Saat ini, banyak pihak masih memilih saham sebagai investasi mereka dibanding obligasi yang yield-nya rendah," kata Zamzami saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (22/2).
Melalui penerbitan rights issue, emiten juga tidak perlu membayar kewajiban bunga, sebagaimana halnya dengan menerbitkan obligasi atau mengajukan pinjaman bank.
Sementara Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai, rights issue memang menjadi sumber pendanaan yang paling memungkinkan bagi emiten-emiten tersebut. "Mengingat, kondisi pasar dan ekonomi yang masih cenderung "sulit" seperti ini," ucap Herditya.
Baca Juga: Tourindo Guide (PGJO) bakal rights issue dengan harga pelaksanaan Rp 50 per lembar
Meskipun begitu, menurut Zamzami, penerbitan surat utang dan pendanaan dari pinjaman bank juga tidak kalah menarik di era suku bunga rendah seperti saat ini. Pasalnya, biaya utang emiten juga akan menjadi lebih kecil. Emiten juga bisa memanfaatkan era suku bunga rendah ini untuk refinancing utang-utang supaya bisa mengurangi beban bunga.
Akan tetapi, semua tergantung dari profil kredit masing-masing emiten. "Kalau peringkatnya rendah, mungkin tetap harus terbitkan bond dengan bunga tinggi untuk menarik minat. Begitu juga bank yang bisa jadi kasih bunga tinggi juga," tutur Zamzami.
Zamzami menambahkan, sebenarnya yang lebih diperhatikan investor bukan sumber pendanaan yang dipilih, tetapi ekspektasi rencana penggunaan dana ke depannya.
Apabila penggunaannya dinilai dapat memberikan nilai tambah kepada pemegang saham (misalnya untuk ekspansi, merger, akuisisi, ataupun aksi korporasi lainnya), maka hal ini akan berdapat berdampak positif ke sahamnya.
Selanjutnya: Sejumlah emiten berencana rights issue, berikut penilaian analis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News