Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Aria Santoso, Presiden Direktur CSA Institute menilai, keputusan sejumlah emiten untuk memangkas dan merevisi belanja modal merupakan strategi yang tepat. Sebab, pertumbuhan bisnis di tahun ini masih diperkirakan belum cukup signifikan atau bahkan tidak ada pertumbuhan sama sekali. Emiten lebih baik untuk fokus pada efisiensi untuk menjaga kinerja.
“Fokus utama adalah melakukan efisiensi dari sisi operasional agar emiten bisa menjaga earning tetap bisa tumbuh positif,” ujar Aria kepada Kontan.co.id, Rabu (1/7).
Baca Juga: Tiga emiten bakal melantai di Bursa Efek Indonesia pada pekan depan
Senada, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta juga menilai, keputusan sejumlah emiten untuk mengurangi belanja modal sudah tepat. Sebab kinerja pertumbuhan ekonomi sedang dalam keadaan yang kurang kondusif.
Bahkan, Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan ekonomi dunia akan kontraksi alias turun 4,9% tahun ini. Proyeksi ini lebih rendah 1,9 % jika dibandingkan dengan proyeksi pada bulan April 2020 yang memperkirakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) global mengalami kontraksi 3%.
“Jika perekonomian sudah mulai kondusif, maka barulah emiten bisa meningkatkan belanja modal untuk ekspansi bisnis,” ujar Nafan, Rabu (1/7).
Baca Juga: Laba naik di kuartal I, simak rekomendasi saham Indocement (INTP)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News