Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten di pasar modal menjadwalkan cumulative date dividen pada hari ini, Selasa (8/7), yang menjadi batas akhir bagi investor agar berhak menerima dividen tunai.
Di antaranya, PT Chemstar Indonesia Tbk (CHEM) akan membagikan dividen tunai untuk periode tahun buku 2024 senilai Rp 1,32 miliar atau setara Rp 0,77 per saham. PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) dengan alokasi dividen senilai Rp166 miliar atau Rp 10 per saham.
Kemudian, PT Data Sinergitama Jaya Tbk (ELIT) dengan dividen tunainya sebesar Rp 10,10 miliar atau setara Rp 5 per saham. Kemudian, PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) yang menabur dividen tunai Rp 114,01 miliar atau Rp 4 per saham.
Selanjutnya ada PT Panin Sekuritas Tbk (PANS) dengan dividen Rp 106,71 miliar atau Rp 150 per saham dan PT Perdana Gapura (GPRA) dengan dividen Rp21,38 miliar dengan Rp 5 per lembar saham.
Tak ketinggalan, PT Repower Asia Indonesia Tbk (REAL) yang juga menabur dividen senilai Rp 1,06 miliar setara Rp 0,16 per saham, PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) dengan dividen Rp180,13 miliar atau Rp 11 per lembar, dan PT Wira Global Solusi Tbk. (WGSH) yang menabur dividen Rp1,04 miliar atau Rp1 per saham.
Baca Juga: IHSG Menguat, Simak Rekomendasi Teknikal Saham SMDR, MAPI, ASII untuk Rabu (9/7)
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Arinda Izzati mengatakan, saham MAPA dan MAPI dinilai berpotensi mengalami penyesuaian harga seiring efek ex-dividend, di mana harga akan terkoreksi teknikal setara besaran dividen yang dibagikan.
“Namun secara umum, koreksi ini bersifat sementara dan seringkali direspons oleh aksi beli investor jika prospek fundamental emiten tetap kuat,” kata Arinda kepada Kontan, Selasa (8/7).
Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan juga sepakat. Namun tak cuma berlaku buat MAPA dan MAPI, kata dia, dampaknya bisa berbeda-beda tergantung pada posisi teknikal dan sentimen terhadap emiten-emiten tersebut.
Jika saham sedang berada dalam tren bullish yang cukup kuat tetapi didukung fundamental yang tak begitu solid, maka ex-date bisa menjadi momen pembalikan arah tren.
Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG untuk Rabu (9/7), Masih Terkena Sentimen IPO
“Sebaliknya, jika saham sedang sideways dan berada di area support, terkadang penurunan tidak signifikan atau bahkan tidak terjadi sama sekali,” terang Ekky.
Saat ini, beberapa saham seperti PART, MAPA, PANS, REAL, SMDR, dan WGSH dilihat Ekky masih berada dalam tren bullish menjelang ex-date. Namun dia mewanti, momentum ex-date juga berpotensi menjadi pemicu koreksi, terutama jika investor melakukan aksi ambil untung setelah cum-date.
“Kenaikan saham-saham tersebut juga didorong oleh faktor berbeda, misalnya PANS dengan payout ratio yang tinggi, MAPA yang menunjukkan kinerja membaik berkat fokus pada segmen menengah ke atas dan ekspansi merek internasional,” tambah Ekky.
Namun dalam hal ini, MAPA menurut Arinda cenderung lebih cepat pulih karena fokus bisnisnya lebih sempit namun marginnya lebih tinggi. Selain itu, MAPA juga terbantu dengan tren penjualan produk olahraga yang masih tumbuh solid seiring tren gaya hidup sehat yang meningkat.
Dari segi teknikal maupun fundamental, lanjut Arinda, saham MAPA masih berada dalam tren mendaki (bullish), sementara MAPI lebih cenderung sideways.
Baca Juga: Euforia IPO Mendongkrak IHSG di Tengah Ketidakpastian Tarif Trump
Pergerakan positif MAPA ini kata Arinda ditopang oleh kekuatan merek internasional seperti Nike, Adidas, dan Skechers, serta strategi omnichannel yang konsisten mendorong pertumbuhan penjualannya baik secara online maupun offline.
“Selain itu, pertumbuhan konsumsi dari segmen masyarakat menengah ke atas menjadi katalis utama, apalagi jika Bank Indonesia atau The Fed mulai memberikan sinyal pelonggaran suku bunga, yang akan menambah likuiditas dan meningkatkan daya beli,” tambahnya.
Adapun, prospek kinerja MAPA dan MAPI di semester II-2025 ini dinilai Arinda tetap menjanjikan dengan peluang pertumbuhan yang cukup kuat, terutama karena adanya momentum musiman seperti belanja akhir tahun dan kampanye promosi besar seperti Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas).
Selain itu, ekspansi gerai baru, peluncuran koleksi eksklusif, serta pemanfaatan data pelanggan untuk strategi pemasaran diperkirakan Arinda akan memperkuat kinerja penjualan kedua emiten tersebut.
Meskipun dihadapi tantangan seperti persaingan harga dari e-commerce tetap ada, segmen lifestyle dan premium yang menjadi fokus MAP Group menurut Arinda memiliki daya tahan lebih baik terhadap tekanan eksternal.
Sementara itu, sentimen negatif yang perlu dicermati yakni risiko pelemahan Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat karena sebagian besar barang dagangan diimpor, persaingan dari merek lokal dan e-commerce yang menawarkan harga lebih rendah, dan potensi pelemahan ekonomi global yang bisa memengaruhi belanja barang non-pokok.
Dengan begitu, Arinda menyarankan investor untuk mencermati MAPA dengan target harga Rp 900 dan MAPI dengan target Rp 1.600.
Baca Juga: IHSG Sulit Tembus 7.000, Investor Asing Masih Enggan Masuk, Domestik Kurang Mendukung
Sementara itu secara teknikal, Direktur Utama Kiwoom Sekuritas Indonesia Chang-kun Shin melihat saham SMDR sedang berada dalam tren naik dengan pola channel.
Oleh karenanya, Shin merekomendasikan speculative buy dengan harga di kisaran Rp310–Rp316, dengan peluang average up jika harga menembus Rp324. Target kenaikan berada di Rp 360–Rp370, namun disarankan cut loss jika harga tutup di bawah Rp 308.
Untuk saham MAPI, Shin merekomendasikan speculative buy dengan area beli di kisaran Rp1.210–Rp1.230. Jika harga berhasil menembus Rp1.250–Rp1.280, disarankan melakukan average up. Target kenaikan berada di kisaran Rp1.380–Rp1.400, sementara cut loss disarankan jika harga tutup di bawah Rp1.200.
Adapun, Shin melihat saham MAPI sedang berada dalam tren naik jangka pendek dengan pola channel naik. Saat ini, dia memperkirakan akan menguji area support moving average di kisaran Rp680–Rp700, sehingga disarankan buy on weakness di level tersebut.
Target kenaikan berada di dua tahap, yakni Rp775–Rp800 dan Rp880–Rp900, dengan support ekstrem di level Rp650 sebagai batas risiko terendah.
Selanjutnya: Yield Obligasi Korporasi Diperkirakan Turun Seiring Pelonggaran Suku Bunga
Menarik Dibaca: Elementbike Kantongi Lisensi Warner Bros, Siap Rilis Desain Superhero DC Comics
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News