Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Kepala Riset Yuanta Sekuritas Chandra Pasaribu mengatakan, aksi rights issue berkaitan erat dengan rencana pengembangan bisnis masing-masing perusahaan. Oleh karena itu, harus dilihat bagaimana penggunaan dana hasil rights issue. “Kalau untuk pengembangan bisnis tentu akan baik, karena akan menambah nilai pemegang saham (shareholder's value),” terang Chandra kepada Kontan.co.id, Kamis (17/6)
Sementara itu, Chandra menilai momentum rights issue saat ini mungkin kurang baik. Hal ini mengingat pasar modal masih belum sepenuhnya pulih. Kembali lagi, perlu diperhatikan kebutuhan penambahan modal ini, apakah memang mendesak atau tidak.
Chandra menilai, jika dilihat dari penggunaan hasil rights issue, khususnya oleh BBRI dan TPIA, semuanya digunakan untuk pengembangan usaha. Dus, hemat dia, aksi rights issue yang dilakukan TPIA and BBRI lebih menarik karena renaca bisnis yang jelas dan pengembalian investasi yang baik. “Dengan tujuan investasi yang jelas, rights issue ini bisa dibenarkan,” sambung dia.
Baca Juga: BRI (BBRI) bakal rights issue, begini proyeksi harga pelaksanaannya menurut analis
Chandra bilang, aksi rights issue akan lebih menarik untuk dieksekusi apabila dananya digunakan untuk pengembangan bisnis, misalkan penambahan kapasitas atau penetrasi ke segmen baru. Jika misalnya dana hasil rights issue digunakan untuk membayar utang, Chandra menilai akan menjadi kurang menarik. Hal ini karena investor akan melihat aksi rights issue sebagai jalan terakhir untuk mengurangi utang.
Seharusnya, utang tersebut bisa dibayar dengan arus kas internal jika perusahaan/investasi dijalankan dengan baik, sehingga tidak membutuhkan dukungan dari pemegang saham melalui rights issue.
Baca Juga: Sejumlah emiten akan menggelar rights issue, siapa yang paling menarik?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News