Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten memasang target optimistis tahun ini. Sejumlah sentimen diyakini bakal mendorong permintaan baja sepanjang 2022.
PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) misalnya, memproyeksi pertumbuhan pendapatan tahun ini akan meningkat 50%-70% dibandingkan 2021. “Untuk sektor pendorong masih berasal dari sektor konstruksi dan properti,” terang Fedaus, Direktur Corporate Affairs Gunung Raja Paksi kepada Kontan.co.id, Kamis (27/1).
Optimisme GGRP juga didasarkan pada beberapa faktor, diantaranya permintaan baja yang membaik pada kuartal kedua dan kuartal ketiga 2021 serta adanya tren perbaikan harga baja dunia sejak 2020. Pertumbuhan ekonomi domestik juga dipercaya akan mengangkat permintaan baja.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berdampak pada semua sektor, termasuk konstruksi dan manufaktur yang merupakan pangsa pasar baja GGRP.
Baca Juga: Gunung Raja Paksi (GGRP) Yakin Bisa Penuhi Target Kinerja pada Tahun 2022
Selain itu, rencana Pemerintah China untuk memangkas produksi baja dan kegiatan ekspor juga diyakini akan memiliki imbas positif bagi GGRP. Apalagi, rencana ini dibarengi dengan kebijakan antidumping Pemerintah Indonesia, yakni dengan adanya bea masuk 10,5%-12,5% terhadap baja impor.
Tambah lagi adanya rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur. Ini ini bisa menjadi katalis bagi kinerja industri baja nasional. Terlebih, pemerintah sudah menyiapkan anggaran untuk pemindahan tersebut.
Kontan.co.id mencatat, Selain menggenjot penjualan, GGRP juga masih fokus merampungkan proyek ekspansi fasilitas produksi Light Section Mill (LSM). Per awal Januari ini, progres proyek tersebut sudah mencapai 95% dan sedang menjalani tahap cold commissioning test.
Setelah tahap tersebut selesai, maka proyek ini bisa masuk ke tahap hot commissioning test yang ditargetkan selesai pada Maret 2022.
Baca Juga: Uni-Charm Indonesia (UCID) Luncurkan Produk Higienis Untuk Hewan Peliharaan
Optimisme juga disampaikan oleh Direktur Utama PT Ladang Baja Murni Tbk (LABA) Mugi Tri Cahyono. Mugi menyebut, pihaknya optimistis penjualan LABA untuk tahun 2022 bisa tumbuh lebih baik.
Saat ini LABA sudah mulai mengalami peningkatan. Dengan demikian, LABA berfokus pada membangun kembali hubungan dengan konsumen lama, salah satunya adalah Panasonic. Kerja sama dengan Panasonic berupa pembuatan mould untuk rak kulkas dan beberapa peralatan lainnya.
“Kami sudah mulai menjalin kerjasama dengan Panasonic, dan kami masih menunggu proses due diligent production facility dengan beberapa perusahaan otomotif dan produk elektronik lainnya,” terang Mugi. Dia juga optimistis penjualan akan meningkat seiring dengan kehadiran pabrik baru.
Sebelumnya, pada Agustus 2021, LABA telah menyelesaikan tahapan renovasi pada pabrik di Cibitung sebagai pewujudan dari dana hasil initial public offering (IPO). Konsep layanan dari LABA dengan adanya pabrik baru di Cibitung adalah one stop service solution untuk produksi mould.
PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) juga cukup percaya diri menatap tahun 2022. Emiten dengan nama beken Spindo ini menargetkan pertumbuhan penjualan 30% pada tahun ini.
Corporate Secretary & Investor Relations ISSP Johannes W. Edward memperkirakan pendapatan ISSP bisa menembus angka Rp 5 triliun pada 2021. Sebagai perbandingan, tahun 2020 emiten baja ini membukukan pendapatan Rp 3,77 triliun.
Untuk mencapai target ini, ISSP telah menyiapkan sejumlah strategi, salah satunya yakni dengan menggenjot pasar ekspor. Johannes mengatakan, ISSP menargetkan porsi ekspor sebesar 10%-15% dari total penjualan.
Baca Juga: Gunung Raja Paksi (GGRP) Optimistis Pendapatan Tahun 2022 Bisa Naik hingga 70%
Target utama ekspor masih ke Amerika Serikat dan Kanada. “Negara tujuan lain mungkin Australia dan Negara di Eropa,” terang Johannes, belum lama ini.
Sejumlah strategi bakal dilakukan ISSP tahun ini. Spindo terus berupaya mengembangkan pasar di wilayah-wilayah potensial. Adapun saat ini, Pulau Jawa masih menjadi market terbesar.
Namun, di tengah tren harga komoditas yang melambung ditambah maraknya investasi di bidang pertambangan dan hilirisasi, wilayah Sulawesi dan Kalimantan mengalami perkembangan yang cukup pesat. Bersama dengan Indonesia bagian timur, ISSP melihat wilayah tersebut menjadi semakin prospektif.
ISSP juga meneruskan strategi efisiensi, termasuk dengan memakai teknologi-teknologi terbaru. Bersamaan, ISSP akan mengembangkan depo atau gudang di sejumlah wilayah. Dus, pengiriman produk kepada konsumen ditargetkan bisa lebih cepat dan efisien.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News