kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Sejak Awal Tahun Rupiah Keok Dibanding Mayoritas Mata Uang Asia, Ini Sebabnya


Jumat, 25 April 2025 / 15:32 WIB
Sejak Awal Tahun Rupiah Keok Dibanding Mayoritas Mata Uang Asia, Ini Sebabnya
ILUSTRASI. Sejak awal tahun, kurs rupiah masih cenderung melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Padahal, valuta atau mata uang Asia lain justru menguat seiring melemahnya dolar AS.


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Sejak awal tahun, kurs rupiah masih cenderung melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Padahal, valuta atau mata uang Asia lain justru menguat seiring melemahnya dolar AS. 

Menurut Trading Economics, Jumat (25/4) pukul 14.24 WIB, rupiah berada di level Rp 16.834 per dolar AS. Dalam seminggu, pairing USD/IDR sudah menguat 0,17%. Sejak awal tahun, penguatannya malah sudah mencapai 3,49%. 

Di sisi lain, sejumlah mata uang Asia lebih perkasa. Misalnya pairing USD/JPY, USD/SGD, dan USD/MYR, yang sejak awal tahun sudah melemah masing-masing 8,89%, 3,8%, dan 2,19%. 

Menurut pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi, pelemahan rupiah ini dipengaruhi oleh sejumlah hal. Dari sisi eksternal, pelemahan rupiah memang terjadi seiring tensi geopolitik dan perang dagang yang kian memanas.

Baca Juga: Rupiah Ditutup Menguat Rp 16.830 Per Dolar AS Hari Ini, Yen Koreksi Paling Dalam

Jika harus dibandingkan dengan ringgit Malaysia, Indonesia sebagai negara bebas aktif memang masih banyak bergantung pada hubungan dagang dengan China dan AS. Sedangkan Malaysia, sebagai negara persemakmuran, lebih banyak berhubungan dagang dengan negara lain seperti Australia, Selandia Baru, dan Inggris. 

“Mereka memiliki pangsa pasar tersendiri,” kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Jumat (25/4). 

Jika negosiasi tarif dengan AS tidak berjalan baik, Indonesia harus membayarkan tarif ekspor ke AS sebesar 32% setelah masa penangguhan berakhir. Itu akan semakin memberatkan penguatan rupiah.

Dus dari sisi domestik, fundamental ekonomi Indonesia memang tidak sebanding dengan negara-negara yang mata uangnya menguat seperti Jepang dan Singapura--selain karena SGD dan JPY memang merupakan mata uang safe haven yang lebih dicari di tengah ketidakpastian ekonomi.

Hal itu juga diperparah dengan pernyataan-pernyataan pemerintah Indonesia yang terkesan mengentengkan keadaan ekonomi negara. Secara khusus Ibrahim menyoroti pernyataan Presiden Prabowo soal indeks saham yang tak seberapa penting bagi masyarakat kelas bawah, ketimbang pangan.

Ini salah satu yang mungkin membuat pasar sedikit panik, sehingga rupiah terus melemah,” kata Ibrahim. 

Hingga akhir semester pertama nanti, peluang penguatan rupiah juga masih kecil. Ibrahim memproyeksi rupiah masih akan bergerak di rentang Rp 16.700–Rp 17.000

“Masih ada potensi menyentuh Rp 17.000,” imbuh Ibrahim.

Baca Juga: Kurs Rupiah Melemah, Investor Forex Perlu Cermat Memilah Mata Uang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×