Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) atau Vektor, anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) beniat terus fokus untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik, khususnya pada segmen heavy mobility seperti bus dan truk.
Ambisi perusahaan yang tengah bersiap menggelar initial public offering (IPO) dalam waktu dekat ini tercermin lewat bus listrik yang telah dipasok oleh VKTR sebanyak 52 unit kepada TransJakarta.
“Ke depannya, selain daripada Transjakarta, bisa ada market expansion di tempat lain ketika marketnya siap. Kami juga sudah testing di berbagai tempat seperti di Bali, Aceh, Surabaya, dan Semarang,” ungkap Komisaris Utama VKTR Anindya Bakrie, seusai Media Gathering VKTR, Senin (29/5) di Jakarta.
Pihaknya meyakini bahwa ke depan kebutuhan bus listrik akan semakin meningkat. Optimisme tersebut sejalan dengan rencana Pemerintah yang akan mengoperasikan hingga 10.000 bus listrik hingga tahun 2030 mendatang.
Baca Juga: IPO, Emiten Kendaraan Listrik Grup Bakrie (VKTR) Berpotensi Raup Dana Rp 1,37 Triliun
Melalui Perpres Nomor 55 Tahun 2019, Indonesia pun berkomitmen melakukan percepatan terbentuknya ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) untuk transportasi jalan di Indonesia.
Selain fokus mengembangkan bus listrik yang mayoritas model penjualannya B2G atau Business to Goverment, VKTR juga akan merambah market heavy mobility lainnya yakni truk listrik.
Anindya menyebut, secara populasi, jumlah truk di Indonesia jauh lebih besar daripada bus. Maka dari itu, potensi pasar truk di Indonesia terus bertumbuh.
Menurut data yang dihimpun VKTR, disebutkan bahwa pasar truk listrik diperkirakan akan melebihi 111.000 unit per tahun.
Di mana, tren pertumbuhan di sektor tambang, sawit dan lain sebagainya terus menguat dibanding tahun 2022. Begitu juga indikator pertumbuhan yang terlihat di sektor logistik.
Pihaknya memproyeksikan, produksi maupun penjualan truk listrik akan lebih mendominasi ketimbang bus listrik. Mengingat populasi dan kebutuhannya yang berkali-kali lipat lebih besar daripada bus.
Baca Juga: Anak Usaha Bakrie & Brothers VKTR Mau IPO, Lepas 8,75 Miliar Saham
“Truk itu bagusnya karena jumlahnya itu 5,5 juta di seluruh Indonesia. Jadi memang truk bisa menjadi tulang punggung juga ke depan dan juga penjualannya lebih ke B2B, kalau bus itu ada b2b tapi banyaknya B2G-nya,” sebut Anindya.
CEO VKTR Gilarsi Wahju Setijono menambahkan, saat ini VKTR telah mulai menggunakan fasilitas KBLBB untuk unit bus di Tri Sakti, Jawa Tengah, dengan kapasitas perakitan 500 unit/tahun.
Pihaknya berkomitmen untuk mengembangkan fasilitas ini menjadi lini manufaktur handal bagi KBLBB bus dan truk, dengan peningkatan kapasitas hingga lebih dari 3.000 unit per tahun.
“Dengan demikian, diharapkan perseroan akan dapat memenuhi ketentuan TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) yang ditetapkan pemerintah,” tandas Gilarsi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News