kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.741.000   2.000   0,12%
  • USD/IDR 16.384   -30,00   -0,18%
  • IDX 6.465   -50,36   -0,77%
  • KOMPAS100 928   1,64   0,18%
  • LQ45 727   0,03   0,00%
  • ISSI 203   -1,18   -0,58%
  • IDX30 378   -0,48   -0,13%
  • IDXHIDIV20 452   -2,08   -0,46%
  • IDX80 106   0,29   0,28%
  • IDXV30 109   0,49   0,45%
  • IDXQ30 124   -0,13   -0,10%

Sederet Rekomendasi Saham Blue Chip, Akankah IHSG Menghijau Hari Ini?


Kamis, 13 Februari 2025 / 08:13 WIB
Sederet Rekomendasi Saham Blue Chip, Akankah IHSG Menghijau Hari Ini?
Ini momentum melirik saham yang sudah terdiskon banyak, terutama pada saham lapis pertama alias blue chip. FOTO: Warga mengakses data saham menggunakan gawai di Jakarta, Selasa (11/2/2025). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/rwa.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan perlawanan usai terjun dalam lima perdagangan beruntun. IHSG berbalik naik 113,78 poin atau melonjak 1,74% ke level 6.645,77 pada Rabu (12/2).

Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan mengamati lonjakan kali ini masih dalam kategori technical rebound, mengingat IHSG sudah memasuki area jenuh jual (oversold) setelah penurunan yang cukup dalam.

Secara teknikal, level 6.500 menjadi support psikologis yang cukup kuat, sehingga wajar terjadi aksi beli saat IHSG mendekati area tersebut.

Baca Juga: Harga Saham Blue Chip Ini Terus Melemah, Ada Potensi Rebound?

"Namun, untuk memastikan apakah kenaikan ini akan berlanjut, perlu melihat keberlanjutan dari arus dana asing, perkembangan sentimen global, serta faktor makro ekonomi domestik," jelas Felix kepada Kontan.co.id, Rabu (12/2).

Team Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas turut menilai penguatan IHSG masih bersifat technical rebound. Lonjakan IHSG lebih ditopang oleh beberapa saham tertentu, terutama saham perbankan.

Adapun, empat saham bank dengan kapitalisasi pasar besar (big bank) yang sebelumnya merosot, kini kompak menanjak. Begitu juga dengan saham big cap lainnya seperti PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang mengalami rebound

Praktisi Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto mengatakan, technical rebound IHSG saat ini belum menjadi awal pembalikan tren. William menyoroti nilai transaksi yang tipis di bawah rata-rata menandakan pelaku pasar masih wait and see.

Baca Juga: Saham Blue Chip Ini Lagi Tren Melemah, Begini Rekomendasi Analis

"Kemungkinan melakukan transaksi dengan dana kecil atau hanya dilakukan pada saham-saham dengan bobot besar saja yang bisa memberikan efek signifikan terhadap IHSG," terang William.

Vice President Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi menambahkan dengan volume transaksi yang masih di bawah rata-rata 20 hari, maka potensi IHSG masih melaju terbatas atau cenderung bergerak sideways.

"Investor dapat memanfaatkan momentum technical rebound untuk jangka pendek," ungkap Audi.

Selektif Memilih Blue Chip

Kondisi pasar saat ini bisa dipertimbangkan sebagai momentum untuk melirik saham yang sudah terdiskon banyak, terutama pada saham lapis pertama alias blue chip.

"Kami masih meyakini saham blue chip dengan kinerja positif yang harganya terdiskon akan menarik dalam jangka panjang," kata Audi.

Optimisme serupa sempat disampaikan oleh Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Iman Rachman. Menurut Iman, tren pelemahan yang sedang menimpa IHSG bisa menjadi momentum untuk "time to buy", terutama bagi investor yang memiliki strategi investasi jangka panjang.

Team Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas sepakat, saham blue chip menarik untuk dikoleksi, khususnya di sektor perbankan. Namun, investor sebaiknya melakukan pembelian secara bertahap dengan strategi cost averaging, bukan hanya di satu harga.

Baca Juga: Saham Blue Chip Ini dapat Rekomendasi Beli, di Tengah Tren Koreksi

Selain perbankan, volatilitas pada saham emiten komoditas juga bisa dipertimbangkan. William menambahkan, investor perlu cermat melihat momentum dan analisa teknikal pada saham blue chip tersebut.

"Harus lihat momentumnya, tidak bisa hanya karena asumsi harga yang terdiskon lalu terlalu cepat membeli, sedangkan tren melemah masih belum berakhir," terang William.

Technical Analyst BRI Danareksa Sekuritas Reyhan Pratama sepakat, pelaku pasar harus lebih berhati-hati di tengah kondisi pasar yang masih bearish. Terlepas dari sektor atau klasifikasi saham tersebut, investor sebaiknya menghindari terlebih dulu saham yang sedang downtrend.

"Terlepas blue chip atau bukan, fokus pada saham yang sedang uptrend atau sideways dengan peningkatan volume untuk trading jangka pendek maupun swing trade," ungkap Reyhan.

Baca Juga: Dilanda Aksi Jual, Harga Saham Blue Chip Ini Melemah, Kapan Waktu untuk Beli?

Selain itu, pelaku pasar bisa memperhatikan momentum yang bisa menjadi sentimen pendorong bagi bisnis emiten tersebut. Di antara saham blue chip konstituen indeks LQ45, Reyhan menjagokan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

Saham JPFA dan INDF juga menjadi pilihan William. Selain itu, William melirik PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR). Sedangkan Audi menyarankan buy saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) untuk target harga Rp 2.830 per saham.

Selanjutnya, Audi merekomendasikan speculative buy PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dan buy on break PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Target harga masing-masing ada di level Rp 4.810 dan Rp 1.725 per saham.

Sementara Team Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas menyarankan buy on weakness saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) pada area Rp 2.810 - Rp 2.870. Pertimbangkan target harga Rp 3.150 - Rp 3.200, dan stoploss jika merosot ke level Rp 2.700 - Rp 2.730 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×