kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45929,53   1,89   0.20%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sedang Murah, Koreksi Harga Bitcoin Bisa Jadi Momentum untuk Akumulasi


Rabu, 11 Mei 2022 / 17:18 WIB
Sedang Murah, Koreksi Harga Bitcoin Bisa Jadi Momentum untuk Akumulasi
ILUSTRASI. Bitcoin. REUTERS/Benoit Tessier


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin jatuh ke level terendah sejak Juli 2021 pada hari Selasa (10/5). Kemarin, harga Bitcoin sempat menyentuh level US$ 30.096,33 sebelum akhirnya rebound dan kini berada di level US$ 31.406,88. Kendati begitu, level ini sudah terkoreksi 25,56% dalam 30 hari terakhir.

CEO Triv Gabriel Rey menjelaskan, jatuhnya harga Bitcoin erat kaitannya dengan kondisi pasar saham AS. Pasalnya, kini kinerja aset kripto seperti Bitcoin punya korelasi yang positif dengan saham-saham di Wall Street, khususnya sektor teknologi. Akhirnya, ketika terjadi aksi jual di pasar saham, maka hal yang sama juga terjadi di pasar kripto.

“Saat ini sentimen utamanya memang berkaitan dengan kebijakan The Fed yang menaikkan suku bunga. Jadi banyak investor yang beralih ke dolar Amerika Serikat dan menjual aset berisikonya, termasuk Bitcoin,” ujar Gabriel ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (11/5).

Selain itu, Gabriel menambahkan permasalahan yang tengah dialami Terra USD (UST) juga menambah kepanikan di kalangan investor kripto. 

Baca Juga: Belum Ada Sentimen Positif, Bitcoin Diperkirakan Masih Akan Tertekan

Sebagai informasi, UST merupakan stable coin yang dirancang nilainya selalu sama 1:1 dengan dolar Amerika Serikat. Sayangnya, saat ini, nilai UST justru ambrol dan berada di US$ 0,71.

Menurut Gabriel, UST yang menggunakan Bitcoin sebagai underlyingnya kehilangan nilainya ketika UST tidak lagi bernilai US$ 1. Lantas, grup pemilik UST, yakni Luna Foundation Guard (LFG) memutuskan untuk melepas cadangan Bitcoin. Sayangnya, hal ini justru membuat nilai Bitcoin semakin turun dan nilai UST sendiri juga ikut turun. 

Lebih lanjut, dia melihat saat ini masih kecil potensi harga Bitcoin bisa kembali rebound. Dari sisi sentimen maupun fundamental, belum ada katalis yang bisa mengangkat harga Bitcoin. Terlebih lagi, UST yang merupakan stablecoin terbesar ketiga masih dilanda masalah nilainya yang terdepresiasi. 

“Mungkin baru bisa kembali rebound ketika permasalahan UST sudah clear ya. Tapi selain itu, masih minim sentimen positif untuk Bitcoin,” tambahnya.

Kendati begitu, situasi koreksi ini justru dinilai bisa jadi peluang masuk bagi para investor. Terlebih, ketika harga Bitcoin berada di bawah US$ 30.000. Gabriel menyarankan, investor bisa melakukan aksi Dollar Cost Averaging (DCA) ketika harga Bitcoin kembali terkoreksi.

Baca Juga: Pertumpahan Darah di Wall Street Berakhir, Harga Bitcoin Baru Bisa Stabil

Dia meyakini, secara jangka panjang Bitcoin masih akan terus tumbuh sehingga keputusan investasi harus bertujuan jangka panjang. Setidaknya, pada 2024 akan kembali ada halving day yang bisa mengangkat harga Bitcoin lebih lanjut. 

“Saat ini, support terkuat Bitcoin ada di US$ 30.000 dan level resistance ada di US$ 35.000,” tutup Gabriel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×