kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Sedang gencar ekspansi, analis sarankan hold saham Chandra Asri


Selasa, 16 Januari 2018 / 22:57 WIB
Sedang gencar ekspansi, analis sarankan hold saham Chandra Asri
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk


Reporter: Dimas Andi | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA, Sejak tahun lalu, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) terus giat melakukan ekspansi dengan membangun pabrik baru dan memperluas pabrik yang sudah ada. Guna mempercepat langkah ekspansinya, emiten berkode TPIA tersebut menyiapkan belanja modal mencapai US$ 300 juta di tahun 2018.

Meski tidak semua pabrik yang dibangun oleh TPIA akan rampung pada tahun ini, Analis NH Korindo Sekuritas, Yuni percaya bahwa emiten yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak 1996 tersebut masih bisa mencatat pertumbuhan kinerja positif.

Dia pun menjelaskan, hasil ekspansi TPIA yang sudah bisa berproduksi pada tahun ini adalah proyek pembangunan pabrik karet sintetis dan penambahan kapasitas pabrik butadiene.

Proses pengerjaan proyek pabrik karet sintetis diperkirakan rampung pada kuartal I 2018, sedangkan penambahan kapasitas pabrik butadiene diproyeksikan selesai pada kuartal III 2018.

“Saya melihat hasil ekspansi ini akan mampu mendorong pertumbuhan TPIA,” kata Yuni ketika dihubungi KONTAN, Selasa (16/1).

Sebaliknya, pabrik polietilena ditargetkan selesai pada kuartal IV 2019 dan baru dapat beroperasi pada tahun 2020 mendatang sehingga ekspansi tersebut belum akan memberikan kontribusi terhadap pendapatan TPIA pada tahun ini.

Yuni menganggap wajar ketika TPIA menambah kapasitas pabrik butadiene yang dimilikinya. Pasalnya, kontribusi segmen tersebut saat ini tergolong kecil terhadap pendapatan TPIA, yakni di kisaran 9%.

Padahal, TPIA merupakan satu-satunya produsen butadiene di Indonesia saat ini. Selain itu, penjualan butadiene meningkat 45,7% secara year on year (YoY) sampai kuartal III tahun lalu.

Hasil tersebut menempatkan butadiene sebagai segmen milik TPIA dengan pertumbuhan penjualan tertinggi.
 

Imbasnya, laba bersih TPIA meningkat 15,8% menjadi US$ 250,55 juta pada kuartal III tahun lalu. Pendapatan emiten tersebut ikut meningkat 28,6% menjadi US$ 1,79 miliar.

Dengan rencana penambahan kapasitas dari 37 kiloton menjadi 137 kiloton, diharapkan kontribusi butadiene bisa bersaing dengan segmen poliolefin dan olefin yang selama ini menjadi penyokong utama terhadap pendapatan TPIA.

Meski begitu, kenaikan harga minyak dunia juga bisa mengganggu stabilitas kinerja TPIA. Sebab, kenaikan harga minyak juga dapat menaikkan harga komoditas lainnya. Secara otomatis, harga bahan baku produk-produk TPIA yang mengandalkan minyak juga ikut naik.

“Pengeluaran untuk biaya produksi TPIA bisa bertambah,” kata Yuni.

Yuni pun merekomendasikan hold untuk saham TPIA dengan target harga Rp 6.275 per lembar. Ia memprediksi di tahun ini pendapatan TPIA akan naik 24% menjadi US$ 3,20 miliar sedangkan laba bersihnya naik 41,3% menjadi US$ 536 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×