kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SBN ritel Indonesia masih akan menarik ke depannya


Selasa, 20 Juli 2021 / 16:45 WIB
SBN ritel Indonesia masih akan menarik ke depannya
ILUSTRASI. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Luky Alfirman saat peluncuran saving bond ritel SBR010.


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) telah menetapkan hasil penjualan obligasi negara ritel seri SBR010 dengan total volume penjualan sebesar Rp 7,5 triliun, pada Senin (19/7).

Dana hasil dari penjualan SBR010 tersebut akan dipergunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pembiayaan APBN 2021, termasuk untuk program penanggulangan pandemi Covid-19, dan pemulihan ekonomi nasional.

Penjualan SBR010 ditutup lebih awal dari waktu yang ditentukan karena target pemerintah sudah terpenuhi sebelum tenggat waktu. Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan mengatakan, target sebenarnya sudah dinaikkan Rp 2,5 triliun dari target awal Rp 5 triliun.

“Karena animo masyarakat yang cukup besar, setelah mempertimbangkan berbagai faktor termasuk kebutuhan penerbitan dan strategi pengelolaan portofolio SBN, maka kuota maksimum yang disetting pada sistem e-SBN kami naikkan lagi menjadi Rp 7,5 triliun,” katanya.

Baca Juga: Masa penawaran SBR010 ditutup lebih cepat, pemesanan sudah mencapai target

Penerbitan SBR010 ini memecahkan rekor untuk penerbitan SBN ritel non-tradeable dari jumlah investor maupun dari nominalnya, baik dibandingkan dengan instrumen yang telah ditawarkan sebelumnya secara online maupun secara offline sebelum penggunaan sistem e-SBN di tahun 2018.

Walaupun kupon yang ditawarkan terendah sepanjang penerbitan SBN sejak tahun 2006, investor masih antusias untuk berinvestasi di SBR010, bahkan terdapat 9.068 investor baru atau 38,9% dari total 23.337 investor yang berinvestasi di SBR010.

Dari jumlah investor keseluruhan, generasi milenial mendominasi investor di SBR010 dengan porsi sebesar 46,1%, tetapi secara nominal didominasi oleh generasi baby boomers sebesar 40,4%.

Berdasarkan profesi, jumlah investor SBR010 didominasi oleh pegawai swasta sebesar 40,2%. Akan tetapi, secara nominal investor yang berprofesi sebagai wiraswasta masih mendominasi pemesanan SBR010 sebanyak 35,7%.

Berdasarkan gender, jumlah investor SBR010 didominasi oleh perempuan sebanyak 58,3%. Apabila ditilik berdasarkan profesi investor, ibu rumah tangga menduduki peringkat tiga besar investor SBR010.

Sejak penerapan single investor identification (SID) terdapat 14.269 investor yang membeli SUN Ritel lebih dari 1 kali, atau sebanyak 61,1% dari total jumlah investor SBR010, dengan nominal pemesanan sebesar Rp5,29 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak 36 investor bahkan tidak pernah absen membeli SUN Ritel. 

Deni Ridwan menambahkan, ketertarikan masyarakat yang cukup besar pada SBR010 ini mengindikasikan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berinvestasi. 

Ke depannya, Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn mencermati bahwa obligasi ritel Indonesia masih memiliki potensi yang cukup besar di tahun depan, terlebih untuk SBR yang memiliki kupon floating with floor. 

“Selain memberikan imbal hasil yang menarik, apabila suku bunga kedepannya mengalami kenaikan, kupon SBR akan menyesuaikan dengan kenaikan suku bunga tersebut,” ujar Hera.

Baca Juga: Berkat inflow dari lelang SUN, rupiah berpotensi menguat besok Rabu (7/7)

Selain itu, ia juga melihat obligasi cocok dijadikan sebagai salah satu pilihan alokasi portofolio nasabah yang berprofil risiko konservatif, moderat, hingga agresif.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario melihat dari SBR010 ini, bahwa pasar ritel masih cukup kuat, walaupun dengan tren suku bunga rendah, yang akan membuat tren SBN ritel juga rendah.

Selanjutnya: Pemilikan SBN meningkat, begini upaya bank geliatkan penyaluran kredit di semester II

Ke depannya ia melihat potensi dari SBN ritel di Indonesia masih cukup besar. Terutama karena rate yang lebih tinggi dari deposito, dan pajak juga lebih menarik, serta kemasan dari SBN ritel juga menurutnya lebih mudah, karena mirip dengan deposito.

Selain itu, untuk lelang Sukuk Ritel yang akan dilaksanakan bulan depan, ia melihat bahwa potensi pasar masih akan baik. 

“Potensi pasar masih cukup besar, walaupun dari rate kurang menarik, tapi dari segi pembelajaran dapat menjadi pembelajaran, dengan instrumen aman dan dikelola pemerintah, mereka bisa mengatur portofolio dari situ,” katanya.

Deni menambahkan SBR dapat menjadi salah satu alternatif investasi yang diminati oleh masyarakat, karena jaminan keamanannya dan kemudahannya. 

“SBR menjadi salah satu alternatif investasi yang diminati masyarakat karena jaminan keamanannya, kemudahan berinvestasi, nilainya yang cukup terjangkau dan keunikan dari sisi kupon yang dapat diterima setiap bulan,” pungkas Deni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×