kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

SBN dalam reksadana bertambah Rp 11,63 triliun


Senin, 16 Mei 2016 / 20:55 WIB
SBN dalam reksadana bertambah Rp 11,63 triliun


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Manajer investasi terus menggemukkan porsi Surat Berharga Negara (SBN) untuk produk reksadana mereka.

Mengutip situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan per 13 Mei 2016, kepemilikan SBN yang digenggam reksadana mencapai Rp 73,23 triliun atau 4,53% dari total outstanding Rp 1.617 triliun.

Angka tersebut menanjak Rp 11,63 triliun dari posisi akhir tahun 2015 yang tercatat Rp 61,6 triliun.

Analis Infovesta Utama Beben Feri Wibowo berujar, pertumbuhan akumulasi SBN dalam instrumen reksadana mengindikasikan bahwa sejak awal tahun 2016, pelaku pasar cenderung menggemari instrumen investasi yang kurang berisiko seperti obligasi negara ketimbang instrumen yang lebih berisiko seperti efek saham.

SBN memiliki risiko yang lebih rendah karena kurang fluktuatif ketimbang saham. Obligasi negara juga diterbitkan oleh pemerintah yang notabene risiko gagal bayarnya hampir tidak ada.

Maklum, sepanjang tahun ini, pasar saham domestik cukup fluktuatif akibat minimnya katalis positif. Dari internal, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2016 hanya mencapai 4,92%, lebih rendah ketimbang pencapaian kuartal IV 2015 sebesar 5,04% serta konsensus yang dipatok 5,07%.

Sementara faktor eksternal bersumber dari isu perlambatan ekonomi China dan rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed yang saat ini di level 0,25% - 0,5%.

"Penambahan produk reksadana yang berbasis obligasi juga turut andil dalam peningkatan kepemilikan SBN di reksadana," tuturnya. Sejak awal tahun hingga 13 Mei 2016, industri reksadana dalam negeri ketiban 13 produk reksadana anyar.

Menurut kebijakan investasinya, reksadana pendapatan tetap wajib memarkirkan dana minimal 80% pada efek surat utang. Sehingga manajer investasi membutuhkan jumlah SBN yang lebih banyak untuk menjadi aset dasar produk baru tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×